Nakita.id - Ada anggapan memberi pujian pada anak akan menjadikannya percaya diri dan memotivasi dirinya menjadi lebih baik. Ternyata, sebuah penelitian menyimpulkan anggapan itu tidak sepenuhnya benar. Salah dalam memberikan kata-kata pujian justru dapat mengurangi keinginan anak-anak untuk menghadapi tantangan, prestasi yang lebih rendah, mengurangi motivasi dan bahkan membuat anak-anak lebih tertarik menyakiti orang lain.
Sebaliknya, pujian yang tepat masih memiliki pengaruh yang kuat dan terbukti dalam perkembangan anak-anak. Sebuah pesan yang disampakan dengan benar bisa memotivasi seorang anak, membantu membangun karakter, mendorong empati, dan memiliki daya tahan.
Jadi, ini enam aturan baru dalam memuji yang menurut sains adalah cara terbaik untuk mendorong anak-anak:
Aturan 1: Tenangkan diri Anda. Menilai anak terlalu tinggi atau memberikan pesan bahwa ia lebih istimewa daripada orang lain dapat meningkatkan narsisme dan pelayanan sosial anak yang rendah. Hati-hati, persepsi anak-anak bahwa dunia berhutang pada mereka akan terus berlanjut hingga dewasa.
Terlalu banyak pujian juga membuat anak-anak “ketergantungan pujian” sehingga mereka butuh lebih banyak penghargaan hanya untuk menyelesaikan satu tugas. Penelitian menemukan bahwa siswa-siswa yang dimanja dengan pujian kurang percaya diri dengan jawaban-jawaban mereka, kurang tangguh dalam tugas-tugas sulit dan kurang rela membagi ide mereka.
Baca juga : Si Kecil Belajar Berbagi
Untuk mencegah hal tersebut terjadi pada anak Anda, cobalah tidak memberikan pujian berlebihan, dan menggantinya dengan pujian singkat. Contohnya, Ibu dapat mengatakan, ”Kamu berhasil mengendarai sepeda sendiri.” atau, ”Kamu bisa menghabiskan makan siang hari ini.” Ini akan membuat anak bangga dengan prestasinya.
Aturan 2: Fokus pada karakter. Ingin anak menjadi lebih baik dan lebih hormat pada orang tua? Satu percobaan cerdas menemukan bahwa memuji karakter anak-anak, daripada perilakunya, membantu anak melihat dirinya sebagai anak yang baik hati dan senang membantu.
Anak-anak yang dipuji secara karakter juga lebih mungkin bersikap baik pada orang lain. Bagaimana anak-anak memandang diri mereka adalah bagaimana mereka bersikap. Jadi, mulailah dengan mengakui karakter anak Anda, seperti kebaikan, rasa hormat atau tanggung jawab.
Baca juga : Trik Agar Anak Punya Perilaku yang Baik
Aturan 3: Tekanan upaya, bukan kecerdasan. Sebuah studi terkenal dari Columbia University menemukan bahwa anak-anak usia sekolah yang dipuji karena kecerdasannya menjadi kurang ingin mencoba tantangan baru. Tapi ketika dipuji karena upayanya, anak dapat bekerja lebih lama dan lebih keras. Melebih-lebihkan kecerdasan atau bakat – dan kemudian meyakini sifat seperti itu bawaan dan tak bisa berubah – membuat anak-anak lebih rentan kegagalan, takut tantangan dan kurang termotivasi untuk belajar.
Aturan 4: Gunakan kata benda, bukan kata kerja. Para peneliti di University of San Diego melakukan percobaan dengan anak usia 3 sampai 6 tahun untuk melihat apakah perubahan halus dalam tata bahasa bisa membuat perbedaan dalam perilaku anak.
Dalam satu eksperimen, membantu diacu dengan sebuah kata kerja: “Beberapa anak memilih untuk menolong.” Dalam eksperimen lain, membantu diacu sebagai kata benda: “Beberapa anak memilih menjadi penolong.” Anak-anak yang diajak untuk menjadi “penolong” lebih mungkin untuk menolong ketimbang anak-anak yang diberi kesempatan untuk “menolong”. Jadi jika Ibu ingin anak menjadi seorang individu yang peduli, seringlah menggunakan kata benda. Bahkan perubahan tata bahasa sederhana dalam memuji dapat mempengaruhi perilaku anak-anak Anda.
Baca juga : Solusi Dalam Mengatasi Anak Yang Tidak Mau Berbagi
Aturan 5: Beri contoh. Ketika anak diajarkan untuk selalu berbagi dan murah hati, ketika ia dewasa, ia akan terus membawa kebiasaan baik ini di kehidupannya sehari-hari. Namun, sebaiknya tidak hanya diajarkan dan dipuji, Anda sebagai orang tua perlu memberikan contoh-contoh kebiasaan baik yang bisa ia saksikan sendiri dan nantinya anak akan mempraktikkan hal yang sama.
Aturan 6: Pujilah kualitas dalam diri. Masyarakat masa kini cenderung bersifat materialistis yang lebih menekankan penampilan luar. Akibatnya, banyak anak yang mendasarkan dirinya pada apa yang ia kenakan dan ia miliki bukan tentang siapa dirinya. Bahkan semakin materialistis seorang anak, semakin rendah penghargaan terhadap dirinya dan semakin besar kebutuhan untuk mendapatkan persetujuan lahiriah.
Untungnya, studi University of Minnesota menemukan solusi sederhana. Memberikan anak-anak pujian memang layak agar anak berfokus pada kualitas dalam dirinya, seperti mengatakan kepada anak Anda bahwa ia “baik,” “berguna” atau “menyenangkan,” bukan berfokus pada apa yang ia kenakan atau miliki, untuk mengurangi kecenderungan materialistis dan membangun harga diri yang sehat. Jadi, pastikan untuk fokus memberikan pujian pada kualitas dalam diri anak Anda.
Pujian yang tepat menjadi salah satu cara paling sederhana dan paling efektif meningkatkan perilaku anak-anak, tapi Ibu perlu berhati-hati mempertimbangkan bagaimana Ibu memberikan dukungan. Sebuah perubahan sederhana dalam kata-kata mungkin tampak halus, tetapi dapat memiliki dampak besar pada perkembangan anak-anak Anda. Pastikan bahwa pengakuan yang Ibu lakukan selalu layak, spesifik, dan tulus.
Penulis | : | Avrizella Quenda |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR