Nakita.id - Selama kehamilan ibu, kebutuhan energi bayi didukung transfer gula (glukosa) melalui plasenta. Begitu bayi lahir dan tali pusar berhenti berdenyut, pasokan gula ibu pun dihentikan. Pada beberapa jam pertama setelah kelahiran, kadar gula darah bayi akan mulai menurun secara alami, namun cenderung spontan kembali meningkat dalam kurun waktu 24 jam setelah kelahiran.
Gula darah rendah setelah bayi lahir adalah proses normal dan berlaku untuk semua bayi, baik bayi yang diberi ASI, susu formula, atau diberi makan gabungan keduanya. Semua bayi cenderung mengikuti pola kadar gula darah yang sama, dengan penurunan awal selama dua jam pertama kehidupan diikuti oleh peningkatan bertahap selama 96 jam berikutnya.
Berikut adalah lima fakta penting tentang gula darah rendah setelah bayi lahir!
(Baca juga : Jangan Langsung Mandikan Bayi Usai Dilahirkan! Ini Alasannya)
# 1: Bayi Dapat Menggunakan Sumber Energi Alternatif
Tubuh seorang bayi memiliki banyak cara dalam membangun sumber-sumber energi alternatif untuk mengimbangi gula darah rendah sementara dan normal setelah kelahiran. Salah satu cara bayi melakukanya ini adalah dengan menghasilkan dan menggunakan senyawa-senyawa keton dalam tubuh sebagai sumber energi alternatif.
Otak bayi memiliki kemampuan yang meningkat untuk menggunakan tubuh-tubuh keton sebagai energi. Yang menarik, bayi-bayi yang diberi formula cenderung memiliki tingkat gula darah yang meningkat dan tingkat senyawa-senyawa yang lebih rendah dibandingkan bayi-bayi ASI. Ini menyimpulkan bayi-bayi formula mungkin kurang mampu menggunakan senyawa-senyawa keton sebagai sumber energi alternatif.
#2: Tes Rutin Tidak Perlu dan Berpotensi Membahayakan
Karena gula darah rendah adalah bagian normal dari bayi beradaptasi dengan kehidupan di luar janin, tes rutin bayi-bayi sehat yang lahir cukup bulan pascapersalinan tidak diperlukan. Tes ini juga berpotensi berbahaya karena dapat mengakibatkan bayi-bayi diberi susu formula hari-hari awal setelah kelahiran. Pemberian tambahan susu formula yang tak perlu dapat mengganggu pemantapan pemberian ASI dan mengurangi rasa percaya diri Ibu dengan kemampuan menyusuinya.
(Baca juga : Diabetes Melitus Pada Bayi)
# 3: Beberapa Bayi Perlu Dipantau
Ada beberapa bayi yang berisiko tinggi mengalami kadar gula darah rendah yang signifikan dan kadar gula darah mereka perlu dipantau secara rutin. Bayi yang lahir dari ibu dengan diabetes (terutama jika kurang terkontrol) dapat membuat insulin terlalu banyak, sehingga mampu menurunkan kadar gula darah.
# 4: Kontak Kulit-ke-Kulit Memiliki Manfaat
Kontak kulit-ke-kulit setelah melahirkan memiliki banyak manfaat, termasuk agar menjaga kadar gula darah bayi lebih tinggi. Hal ini terjadi karena membantu bayi tetap hangat, yang berarti bayi tidak harus menggunakan energi untuk mencoba dan menjaga agar suhunya tetap stabil.
Ibu yang lebih mampu memahami isyarat makan bayi, kemudian memberi makan sesuai permintaan, membantu mempertahankan kadar gula darah yang lebih tinggi. Menyusui awal (dalam satu jam pertama setelah lahir) dan sering (10-12 kali setiap 24 jam setidaknya dalam beberapa hari pertama) juga membantu memenuhi kebutuhan gizi dan metabolisme bayi.
(Baca juga : Ini Alasannya Mengapa Bayi Baru Lahir Perlu Tes Glukosa)
# 5: Pengelolaan Gula Darah Rendah Sangat Minim
Manajemen untuk kadar gula darah yang sangat rendah bervariasi. Misalnya, hal itu bisa bergantung pada apakah bayi memiliki tanda klinis gula darah rendah atau tidak. Beberapa tanda klinis umum gula darah rendah meliputi: Iritabilitas, tremor, kegelisahan, nyeri, tangisan yang bernada tinggi, lethargy, sulit mengisap payudara atau menolak ketika diberi makan, pernapasan cepat, serta kesulitan menjaga suhu.
Menurut Hypoglycemia Academy of Breastfeeding Medicine, kadar gula darah rendah yang memerlukan perawatan harus dikonfirmasi dengan hasil tingkat laboratorium, terutama pada bayi tanpa tanda klinis.
Penulis | : | Ida Rosdalina |
Editor | : | Ida Rosdalina |
KOMENTAR