Nakita.id – Semakin Si Kecil tumbuh dewasa, perbedaan gender antara laki-laki dan perempuan semakin kentara, melalui fisik maupun karakternya.
Perlu diketahui, memberitahu Si Kecil mengenai perbedaan gender ini hal yang sangat penting Moms.
Menurut Encyclopedia on Early Childhood Development mengatakan, sosialisasi gender adalah proses dimana anak belajar tentang penilaian sosial, sikap dan perilaku yang biasanya terkait dengan anak laki-laki dan perempuan, serta faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan gender pada anak.
Baca juga: Waduh! Usia Masih 9 Tahun, Kadar Gula Darah Anak Tike Priatnakusumah 475 mg/dL
Diharapkan jika Si Kecil mengetahui perbedaan gender dan tahu batasannya, ia akan terhindar dari pelecehan seksual yang kerap terjadi saat ini, Moms.
Lalu kapan waktu yang tepat untuk mulai mengenalkan perbedaan gender kepada Si Kecil?
Jawabannya, saat anak mulai belajar bicara, Moms and Dads tentu mulai mengenalkan kebiasaan-kebiasaan yang sering dilakukan oleh perempuan dan laki-laki pada umumnya. Seperti cara berpakaian, cara bersikap, dan mainan apa yang sesuai dengannya.
Baca juga: Duh, Diduga karena Sering Konsumsi Minuman ini, Anak Tike Priatnakusumah Kena Diabetes
Kemampuan Si Kecil dalam menangkap informasi mengenai hal itu memang terbilang masih minim.
Tapi jangan khawatir Moms, itu merupakan permulaan yang baik.
Si Kecil perlu terus diberi tahu bagaimana karakteristik perempuan dan laki-laki, meski awalnya hanya berdasarkan dari pakaian sehari-hari.
Sebab pengenalan gender lebih mengacu pada peran berdasarkan jenis kelamin yang dibangun oleh sistem sosial, juga budaya.
Maka, perlu dilakukan sejak dini karena pemahaman ini lebih jauh dibandingkan kebiasaan sehari-hari.
Ketika Si Kecil mencapai usia 3-6 tahun, Moms sudah mulai bisa mengajarinya tentang jenis kelamin, bagian-bagiannya dan menjelaskan pula apa fungsinya, mengapa berbeda antara laki-laki dan perempuan.
Bila perlu, Moms bacakan buku ensiklopedia organ tubuh agar Si Kecil mudah memahaminya melalui gambar.
Batasan yang perlu Moms jelaskan ketika Si Kecil saat sudah mulai mengerti ialah, bagian tubuh yang tidak boleh tersentuh bahkan terbuka, siapa saja yang boleh menyentuh alat kelamin atau organ sensitif lain, siapa yang tidak boleh menyentuhnya. Disini Moms menanamkan kewaspadaan terhadap orang asing kepada Si Kecil.
Pemahaman ini tentu diajarkan dengan perlahan ya Moms.
Moms juga harus mampu melihat apakah Si Kecil sudah siap untuk menerima informasi itu atau belum.
Hal penting yang kadang terlupa soal pengenalan jenis kelamin pada anak, orangtua sering secara tidak sengaja menguatkan stereotipe gender.
Apakah Moms memuji anak perempuan atas penampilannya ketimbang tindakannya? Apakah Moms mengatakan kepada anak laki-laki Moms untuk menjadi kuat saat dia menangis?
Yang terakhir, pernahkah Moms melihat anak laki-laki memakai baju perempuan saat bermain?
Atau anak perempuan yang sukanya memakai peci papanya?
Nah, nah, jangan langsung mengaitkan perbuatannya itu dengan orientasi seksualnya, ya Moms.
Anak berumur 4-5 tahun memang suka meniru satu sama lain dan suka memainkan peran orang lain karena buat anak seusianya, gender merupakan konsep yang sangat berkembang. Ya, Moms proses pengenalan gender ini akan terus berkembang pula seiring Si Kecil beranjak dewasa.
(Fadhila Afifah/Nakita.id)
Source | : | Tabloid Nakita,nakita.id |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR