Tanya:
Dr. Judi yth., adik perempuan saya berusia 39 tahun, sudah menikah hampir 10 tahun tetapi hingga kini belum memiliki anak. Sekitar 3 tahun yang lalu, hasil pemeriksaan menunjukkan ada miom kecil di belakang rahimnya. Menurut dokter, karena posisinya tersebut, maka miom ini tidak mengganggu, jadi tidak apa-apa.
Beberapa waktu lalu dia memeriksakan diri ke dokter penyakit dalam dengan keluhan sakit perut melilit dan sembelit. Dari hasil pemeriksaan, dokter lalu merujuk adik saya ke dokter obgin spesialis onkologi.
Hasil pemeriksaan USG dokter obgin ini menunjukkan, ada endometriosis di sebelah kiri rahim sebesar 6 x 7 cm dan di sebelah kanan sebesar 1,5 x 2 cm, juga ada miom di belakang rahim. Menurut dokter obgin tersebut, adik saya harus menjalani operasi untuk mengangkat semuanya, termasuk rahim; karena kalau tidak, ada kemungkinan akan timbul. Dokter bahkan meminta adik saya untuk melupakan keinginannya punya anak. Jikapun ingin punya anak, tidak bisa dengan cara normal atau inseminasi, tetapi harus lewat bayi tabung. Sedih sekali Dok, mendengarnya.
Adik saya langsung ganti dokter. Syukurlah dokter obgin yang kedua ini lebih “bijak”. Dokter akan memberikan obat dalam bentuk suntikan untuk menghambat perkembangan endometriosisnya atau menghentikan sementara menstruasinya. Suntikan diberikan pada hari ke-21 setelah menstruasi, lalu seminggu sesudahnya akan disuntik lagi, barulah setelah itu, seminggu kemudian, dilakukan operasi pengangkatan endometriosis dan miomnya. Setelah masalah ini selesai, akan dilanjutkan dengan pemeriksaan lainnya untuk melihat ada-tidaknya penyumbatan di saluran rahim dan masalah-masalah lainnya yang kemungkinan menjadi penghambat terjadinya kehamilan.
Yang ingin saya tanyakan, seberapa besarkah peluangnya bagi adik saya untuk mendapatkan momongan? Apalagi usianya sekarang hampir 40 tahun. Apa yang harus dilakukan adik saya agar ia dapat memperoleh kehamilan yang sehat dan melahirkan bayi yang sehat pula? Terima kasih banyak atas penjelasan Dr. Judi.
Salam.
Julianti – Jakarta
Jawab:
Faktor usia yang sudah di atas 35 tahun dan adanya mioma uteri serta endometriosis merupakan hal yang sangat sulit untuk membuat seorang wanita bisa hamil secara alami. Secara teoritis, wanita berusia di atas 35 tahun memiliki risiko tinggi untuk mengandung anak dengan cacat bawaan berat; bila sudah berusia 40 tahun atau lebih, maka kemungkinan hamilnya sangat berkurang, diperkirakan sekitar 10%.
Adanya endometriosis (adenomiosis) akan mengganggu sistem sirkulasi dalam rahim yang sangat penting untuk penghantaran nutrisi, oksigen, dan hormon pertumbuhan bagi janin. Adenomiosis yang besar dan terletak dekat rongga rahim juga akan mengganggu rongga tersebut sehingga janin sulit berkembang. Mioma uteri juga dapat menurunkan angka kemungkinan hamil, bila letaknya dekat rongga rahim, jumlahnya banyak, atau diameternya lebih dari 10 cm.
Obat yang dipergunakan untuk pengobatan endometriosis atau mioma uteri hanya bersifat sementara dan tidak dapat menyembuhkan secara tuntas karena mioma dan endometriosis uteri berasal dari jaringan normal rahim. Selain itu, kedua kelainan tersebut dipengaruhi oleh hormon estrogen yang ada pada siklus haid normal; artinya, selama yang bersangkutan masih haid, maka endometriosis dan miomanya akan semakin bertambah besar.
Suatu saat memang harus sampai pada sikap mengambil keputusan untuk siap tidak bisa memperoleh keturunan dan harus kehilangan rahim. Keputusan tersebut harus diambil dengan kepala dingin, hati ikhlas, dan setelah memperoleh penjelasan yang memadai dari dokter. Terima kasih atas pertanyaannya.
Dr. Judi Januadi Endjun, Sp.OG
Subbagian Fetomaternal Departemen Obstetri dan Ginekologi
FK UPN Veteran/RSPAD Gatot Subroto
KOMENTAR