TANYA:
Bu Mayke, baru-baru ini di rumah saya ada kejadian yang cukup memalukan sekaligus mengkhawatirkan. Pasalnya, anak saya (3) memergoki saya dan istri sedang bermesraan di malam hari. Saya takut hal ini berdampak buruk pada perkembangan psikologinya. Bagaimana caranya supaya si kecil bisa melupakan peristiwa ini? Terima kasih atas jawaban Ibu Mayke.
Ferdiansyah – Depok
JAWAB:
Pak Ferdi, memang kejadian di atas tidak layak disaksikan oleh anak usia berapa pun, namun sudah terjadi. Lain kali Anda dan istri harus super hati-hati melakukan hubungan intim. Sayangnya Pak Ferdi tidak menjelaskan, bagaimana reaksi anak saat itu dan bagaimana perilaku anak di hari-hari berikutnya. Biasanya, reaksi anak bermacam-macam, ada yang ketakutan karena cemas bahwa ibunya diperlakukan secara kasar oleh ayah; anak mempraktikkan apa yang dia lihat.
Apabila setelah si anak memergoki kemesraan terjadi reaksi tertentu pada anak, perlu dinetralisasi, tergantung pada bagaimana reaksinya terhadap peristiwa tersebut. Apabila anak meniru perilaku orangtuanya, sebaiknya cegah dengan memberitahu secara baik-baik. Misalnya, ketika anak menciumi gurunya/teman sekolah/saudara, katakan bahwa rasa sayang tidak harus diwakili dengan menciumi bagian tertentu, cukup dilakukan di pipi atau dahi layaknya yang dilakukan orangtua pada anak/sebaliknya.
Tidak usah memberikan reaksi yang berlebihan, misalnya mencela, atau mencemooh anak. Apabila anak menjadi ketakutan dan semakin protektif terhadap ibunya, maka ayah perlu melakukan pendekatan pada anak dan menunjukkan perlakuan yang positif terhadap ibu, agar anak secara berulang mendapatkan bukti bahwa ayahnya tidak mengancam keselamatan ibu.
Apabila usaha yang Bapak lakukan tidak membuahkan hasil dan muncul gejala yang tidak diinginkan, sebaiknya Pak Ferdi melakukan konsultasi dengan psikolog yang menangani masalah klinis anak. Semoga tidak sampai terjadi hal yang tidak diinginkan. Salam.
Asuhan:
Dra. Mayke Tedjasaputra, MSI.,
Play Therapist dan Psikolog
Penulis | : | Santi Hartono |
Editor | : | Santi Hartono |
KOMENTAR