Tabloid-Nakita.com - Alergi sperma sering dikatakan sebagai salah satu penghambat kehamilan. Karena pada masalah kesuburan, alergi sperma atau semen memengaruhi dalam dua cara.
Pertama, umumnya istri akan menolak saat diminta melakukan hubungan intim tanpa kondom. Padahal jika terus terproteksi dengan kondom, sulit bagi pasangan untuk mendapatkan keturunan.
Kedua, reaksi internal terhadap sel sperma akan menurunkan kesempatan seorang perempuan untuk hamil. Mengapa? Sebab sistem imum mama akan melawan protein milik sperma pasangan seperti layaknya bakteri. Antibodi ini akan merusak pergerakan sel sperma, sehingga membatasi kemampuan gerak sperma untuk berenang ke tuba falopi (saluran indung telur). Di saluran inilah sperma berkesempatan untuk membuahi sel telur.
Jadi cukup jelas, alergi sperma akan memangkas ruang gerak sperma dan menurunkan kemampuan mereka membuahi sel telur.
Lalu, bagaimana cara mengatasi alergi sperma? Saat berkonsultasi dengan dokter, dokter akan menangani Mama dengan terapi untuk alergi sperma:
• Gunakan kondom
Bagi Mama yang belum ingin menimang momongan, reaksi alergi sperma bisa dicegah dengan pasangan menggunakan kondom setiap kali berhubungan intim. Penggunaan kondom saat berhubungan intim akan mencegah cairan mani dan sel sperma berkontak dengan
dinding vagina dan menimbulkan berbagai reaksi alergi.
• Terapi steroid
Yaitu, pemberian obat-obatan untuk menekan sistem ketahanan tubuh, termasuk menekan reaksi antibodi tadi dengan obat-obatan, dalam bentuk tablet atau suntikan.
• Teknologi Reproduksi Berbantu (TRB)
Agar dapat hamil, suami dari perempuan dengan kecurigaan alergi sperma perlu melakukan pencucian sperma. Suami akan diminta melakukan masturbasi, kemudian dilakukan analisis dan pencucian pada cairan mani yang keluar, untuk memisahkan sperma yang baik dari protein cairan mani dan zat lain yang dapat mengganggu proses pembuahan.
Selanjutnya, Mama dapat memilih untuk menjalani Teknologi Reproduksi Berbantu (TRB), yaitu dengan teknik Inseminasi Intra uterin (IUI) atau bayi tabung (IVF). Pada teknik iseminasi intra uterin, sel sperma yang telah dibersihkan tadi akan disuntikkan langsung ke dalam rahim Mama dengan menggunakan alat semacam pipet. Sedangkan pada teknik bayi tabung, sel sperma yang baik akan membuahi satu atau lebih sel telur, yang sebelumnya telah diambil dengan operasi laparoskopi dari Mama, di dalam laboratorium.
Selanjutnya, hasil pembuahan yang telah berhasil baru ditanamkan kembali ke dalam rahim Mama.
Narasumber: Dr. Achmad Irawan, SpOG, dari Brawijaya Women and Children Hospital, Jakarta Selatan
(Faras Handayani)
KOMENTAR