Nakita.id - Permasalahan anak susah makan seakan menjadi problematika para ibu di dunia. Kondisi tersebut tentu saja membuat Ibu khawatir dan kebingungan.
Mulai dari menutup rapat mulut sampai menyemburkan makanan atau bahkan melepehkan kembali makanan yang sudah ada di mulutnya.
Akan tetapi, saat batita melakukan gerakan tutup mulut (GTM), inilah hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan!
(Baca juga : Anak Susah makan? Coba Cara Ini Agar Anak Berselera Makan)
Penyebab batita melakukan GTM bermacam-macam, seperti bosan, sakit, tidak lapar, trauma terhadap makanan tertentu.
Saat batita melakukan GTM, umumnya Ibu akan panik dan bingung, sehingga menjadi orangtua yang lebih permisif pada anak.
Misalnya, membiarkan anak hanya makan biskuit favoritnya, hanya memberi susu sebagai pengganti makanan atau mengijinkan anak mengonsumsi junkfood kesukaannya terus menerus.
(Baca juga : 5 Kesalahan Mama yang Membuat Anak Susah Makan)
Tak hanya itu, bahkan masih ada sebagian orangtua yang sibuk mencari vitamin penambah nafsu makan, mengajak anaknya berkeliling kompleks saat waktu makan sampai mengajak anak makan sambil bermain. Benarkah ini?
Nah, menurut penelitian multisenter IDAI, penyebab terbanyak anak mengalami GTM adalah inappropiate feeding practice atau perilaku makan yang tak benar.
Perlu Ibu ketahui, bahwa pemberian makan yang benar harus memerhatikan beberapa hal seperti tepat waktu, kuantitas dan kualitas makanan, kebersihan penyiapan dan penyajian makanan serta harus sesuai dengan tahapan perkembangan anak.
Pemberian makanan sesuai tahapan perkembangan anak mencakup tekstur makanan dan perbandingan makanan padat serta cair.
(Baca juga : 5 Kesalahan Pola Asuh Orangtua yang Membuat Anak Susah Makan)
Nah, inilah hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan Ibu saat batita melakukan gerakan GTM.
Do’s:
1. Ibu dapat mengatur jadwal makanan utama dan makanan selingan (snack) batita yaitu dengan cara tiga kali makanan utama dan dua kali makanan kecil.
Tak hanya itu, susu dapat Ibu berikan dua hingga tiga kali sehari atau sebanyak 500-600 ml/hari.
2. Batasi waktu makan batita atau tidak boleh lebih dari 30 menit.
3. Buat lingkungan yang menyenangkan untuk makan. Biasakan makan bersama keluarga di meja makan. Jika tidak memungkinkan untuk makan bersama, sebaiknya tetap latih anak makan di meja makan.
4. Dorong anak untuk makan sendiri. Bila anak menunjukkan tanda tidak mau makan (menutup mulutnya, memalingkan kepala, menangis), tawarkan kembali makanan tanpa memaksa.
Bila setelah 10-15 menit anak tetap tidak mau makan akhiri proses makan. Latih anak untuk mengenali rasa kenyang dan laparnya sendiri.
(Baca juga : Kalau Dibiarkan, Anak Susah Makan Lama-lama Bisa Depresi)
Don’t’s:
1. Jangan memaksa anak makan, apalagi sampai memarahinya.
2. Jangan membiasakan anak makan sambil melakukan aktivitas lain seperti bermain, menonton televisi, berjalan-jalan atau naik sepeda.
3. Jangan memberikan minuman lain selain air putih di antara waktu makan.
4. Jangan menjadikan makanan sebagai hadiah.
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
KOMENTAR