Tabloid-Nakita.com - Bagi Pakar Diabetes, Prof. Dr. Agung Pranoto, dr., MSc, SpPD-KEMD, FINASIM, diabetes saat hamil sendiri terbagi dalam dua kategori. Yang pertama, ibu sebelum hamil tidak mengidap diabetes, lalu saat hamil (biasanya di usia kehamilan 24 minggu) ia terkena diabetes. Istilah medisnya adalah Diabetes Gestasional (DG). Diabetes gestasional merujuk pada tingginya gula darah selama masa kehamilan. Hal ini terjadi pada 1 dari 25 kehamilan di seluruh dunia dan dapat menyebabkan komplikasi pada ibu dan bayi, baik selama kehamilan ataupun pada saat kelahiran.
Ini terjadi karena tubuh ibu yang gemuk dan juga ada faktor genetik, sehingga gulanya mulai naik perlahan. Maka dari itu, ibu dengan kasus seperti ini perlu di-screening setelah minggu ke-24 agar diabetes dapat terdeteksi sejak dini.
“Jika tidak, akan terjadi dengan apa yang disebut dengan giant baby atau bayi raksasa. Berat bayi bisa lebih dari 4 hingga 10 kilo. lni sangat berbahaya bagi sang bayi pada saat dilahirkan dan juga ibunya. Walaupun sang bayi lahir dengan selamat, ia tetap beresiko akan terkena diabetes di usia muda,” tambah dr. Agung yang juga sedang menjabat sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya.
Kasus kedua, sebelum hamil, sang ibu ternyata memang sudah mengidap diabetes. Pada kasus ini, sang ibu sudah harus mendapatkan pengobatan sejak awal kehamilan. Jika penanganan diabetes gestasional dimulai sejak minggu ke-24, bagi ibu penderita diabetes dimulai sejak awal kehamilan agar bayi dapat lahir dengan selamat, karena sang bayi sangat mungkin mengalami kecacatan bahkan keguguran.
“Jika keduanya ini dapat diobati dengan baik, sang ibu tidak perlu khawatir lagi, baik DG maupun kasus ibu penderita diabetes sebelum kehamilan, karena umumnya ia dan anaknya tetap bisa sehat dengan terapi insulin,” jelas dr. Agung.
Penanganan yang paling aman bagi ibu penderita diabetes sebelum kehamilan, ungkap dr. Agung, dengan diberikannya suntik insulin, karena insulin bersifat netral. Jika memakai pengobatan oral, dikhawatirkan berisiko menyebabkan bayi cacat atau memiliki kelainan.
Selain itu, permasalahan utama bagi penderita diabetes ialah obat-obatan yang telah diminum sejak awal tidak mempan lagi di tubuh mereka, sehingga ia perlu disuntik insulin.
“Suntik insulin tidak boleh terlambat dilakukan, apalagi menunggu terjadi komplikasi. Sering kali disalahpahami, saat penderita diabetes sudah tidak mempan dengan obat, ia juga tidak mau melakukan suntik insulin,” tegasnya.
Selain terapi insulin, sejumlah gejala dan komplikasi kronis penyakit diabetes dapat dihindari dengan penanganan awal yang tepat dan teratur. Dikarenakan belum ada cara atau obat untuk menyembuhkan diabetes, maka tujuan dari pengobatan diabetes adalah mengurangi gejala dan mencegah komplikasi, memperbaiki kualitas hidup, dan mengurangi biaya pengobatan.
MENGENAL PENYAKIT DIABETES
Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi apabila tubuh tidak dapat memproduksi insulin secara cukup atau manakala tubuh tidak dapat memproses insulin yang dihasilkan secara efektif. Insulin adalah hormon yang mengatur tingkat gula dalam darah (glukosa). Akibatnya, jumlah atau konsentrasi glukosa di dalam darah melebihi keadaan normal.
Gejala diabetes sendiri terjadi secara bertahan dan perlahan-lahan. Gejala ringan dapat dikenali dengan seringnya merasa haus, sering lapar, sering kencing, berkurangnya penglihatan (pandangan menjadi kabur), berat badan turun tanpa sebab yang jelas, serta cepat merasa lelah.
Kemudian, dapat juga dirasakan kesemutan, rasa sakit pada tangan dan kaki, kulit kering, gatal-gatal, serta infeksi pada kulit, gusi, dan kandung kencing akibat proses penyembuhan yang lama.
Ardiansyah Putra
KOMENTAR