TabloidNakita.com - Selain gembira dan bersyukur atas terjadinya kehamilan, suami siaga juga perlu memberikan dukungan psikologis pada calon ibu, termasuk saat hamil muda. Sebab, saat hamil ada banyak perubahan yang dialami ibu hamil, sehingga ia harus beradaptasi dengan berbagai perubahan tersebut. Suami siaga berpran dalam mendukung ibu agar tenang dan nyaman.
Memang, untuk meredam kegelisahan, istri dapat bertanya kepada dokter, mengadu kepada ibu, atau curhat kepada teman, tapi peran suami siaga tetap tak tergantikan. Ia tetap menjadi sosok terdekat dalam memberikan dukungan kepada istri. Ia lebih tahu kebutuhan dan karakter istrinya.
Sejumlah penelitian membuktikan, kurangnya dukungan dari suami selama kehamilan merupakan faktor yang paling sering menimbulkan post-partum blues atau kesedihan pascapersalinan. Jadilah suami siaga
Nah, inilah yang dapat dilakukan suami siaga pada trimester pertama!
@ Suami siaga harus mendampingi selalu saat periksa ke dokter. Pastikan istri Anda mendapatkan pelayanan medis terbaik. Bantu ia dengan menelepon dokter atau rumah sakit untuk menentukan jadwal pemeriksaan, membawa perlengkapan, mendampingi saat berkonsultasi, dan lainnya.
@ Pada tiga bulan pertama ini biasanya muncul keluhan mual-muntah dari calon ibu, yang mengakibatkan berubahnya pola makan si ibu. Padahal, tiga bulan pertama kehamilan merupakan masa pembentukan organ janin. Dengan demikian, asupan gizi calon ibu harus betul-betul diperhatikan. Nah, bantu istri Anda mengikuti anjuran diet terbaik. Bila perlu, Anda pun melakukannya. Dengan begitu, selain istri lebih setia mengikuti diet, suami siaga pun mendapatkan manfaat bagi kesehatan.
@ Pastikan istri Anda tak mengonsumsi zat-zat yang dapat membahayakan kehamilannya seperti alkohol, obat-obatan, dan tembakau. Anda pun sebaiknya berpantang, setidaknya saat berada di hadapannya. Suami siaga berperan mengawasi istri saat hamil.
@ Kurangi stres fisik dan emosi istri. Suami siaga harus membantulah istri dengan bersikap lebih sabar dan memberi perhatian kecil seperti menanyakan pekerjaan apa yang perlu dikerjakan.
@ Bila istri mengidam, tak ada salahnya suami siaga penuhi permintaannya sepanjang bisa diterima akal sehat. Namun bila permintaannya aneh-aneh, mungkin bisa ditanggapi dengan humor dan dibujuk agar perhatiannya teralih.
KOMENTAR