Nakita.id. Mengasah SQ usia balita bisa dilakukan melalui permainan petak umpet yang mengandung pelajaran bahwa apa yang tidak terlihat bukan berarti ia tak ada.
Jika anak suka menonton film, pilihkan tema-tema yang mengandung pembelajaran moral seperti etika berteman, hormat pada orangtua, sayang pada sesama manusia dan makhluk hidup, serta kisah-kisah panutan.
Orangtua pun harus menjadi teladan dalam mengenalkan kebiasaan beribadah, berkata santun, membantu orang yang membutuhkan pertolongan, dan bersikap jujur.
Baca juga: Lebih Baik Mengasah Otak Kiri Atau Otak Kanan?
Di usia selanjutnya, jenis stimulasi bagi anak harus semakin beragam dan kualitasnya pun semakin ditingkatkan.
Menurut Jalaludin Rakhmat dalam artikelnya “Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Anak” di sebuah milis, orangtua harus mengarahkan anak memahami tujuan hidupnya. Untuk itu, buka dialog ringan dengan anak menggunakan teknik what then .
Libatkan anak dalam kegiatan-kegiatan ritual keagamaan, kegiatan beragama adalah cara praktis agar anak tahu kekuatan Tuhan.
Berikan kepada anak-anak kita makna batiniah dari setiap ibadah yang dilakukan. Tujuannya agar sembahyang dan berdoa bukan sekadar dilakukan sebagai kewajiban, tetapi sudah menjadi kebutuhan.
Baca juga: Asah SQ Di Bulan Ramadhan
Seusai sembahyang, anak akan merasa tenang dan relaks. Selain itu, pastikan anak memiliki model identifikasi SQ di rumah. Orangtua harus menjadi sosok terdepan dalam memberikan teladan. Ingat, anak lebih mudah mencontoh konkret daripada menuruti kata-kata orangtua.(*)
ShopTokopedia dan Tasya Farasya Luncurkan Kampanye ‘Semua Jadi Syantik’, Rayakan Kecantikan yang Inklusif
KOMENTAR