Begitu juga dengan pendidikan seks dan kesehatan reproduksi sejak dini. Penyampaian yang wajar, jujur, dan sederhana, serta menggunakan bahasa yang mereka pahami, akan membentuk konsep diri anak yang positif.
Anak juga bisa melindungi kesehatan diri serta menjaga diri dari ancaman kekerasan seksual.
Sebaiknya, anak diberi pengetahuan bahwa orang asing tidak diperbolehkan untuk menyentuh area organ vital, memeluk, bahkan menciumnya.
Orangtua juga sebaiknya mulai menghindari kontak fisik yang terlalu dekat dengan anak agar anak paham bahwa mencium bibir merupakan hal yang bisa memberikan rangsangan dan sebaiknya tidak dilakukan anak-anak.
Namun, pendapat lain diutarakan oleh para pakar Yahoo Parenting.
Para pakar di Yahoo Parenting mengatakan bahwa ciuman hanyalah sebuah ciuman.
Orangtua yang ingin mencium anaknya di bibir tak perlu membesar-besarkan kecemasannya, kecuali anak sudah tak lagi mau menerimanya.
“Orangtua dan anak terhubung dengan sendirinya. Jika salah satu merasa aneh dicium di bibir, maka itulah saatnya untuk berhenti. Tak masalah,” jelas konsultan Proactive Parenting, Sharon Silver.
“Kita terlatih untuk mewaspadai penganiayaan seksual di sekitar kita, namun sentuhan non seksual yang terjadi antara orangtua dan anak, normal saja.”
Baca Juga : Bella Saphira Jadi Istri Sekretaris Menteri, Penampilannya di HUT TNI Penuh Kharisma
Mencium anak di bibir biasa dilakukan di banyak negara. Bagi banyak keluarga, hal ini sekadar merupakan kebiasaan yang sudah berjalan turun-temurun.
Banyak juga keluarga yang tidak menjalankan kebiasaan ini karena merasa orangtua tidak semestinya mencium anak di bibir.
Source | : | Tabloid Nakita,Health,independent,jurnal.csdforum.com |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR