Nakita.id - Pernikahan sepupu Pangeran Harry dan Pangeran William, Putri Eugenie kemarin Jumat (12/10/2018) menjadi sorotan dunia.
Semua mata menyoroti beberapa hal menarik dari Royal Wedding Putri Eugenie yang digelar di Kastil Windsor.
Tak hanya seputar pernikahan putri Eugenie, publik juga mencari tahu latar belakang hingga penyakit yang pernah diderita sepupu Pangeran Harry.
Baca Juga : Wajah Ibu Kandung Najwa Shihab, Cantik, Awet Muda dan Pintar Persis Anaknya!
Terlebih saat bekas luka di punggung Putri Eugenie terlihat ketika acara pernikahannya.
Rupanya Putri Eugenie salah satu anggota keluarga Kerajaan Inggris yang pernah menderita penyakit tulang skoliosis.
Penyakit Putri Eugenie itu sudah diketahui publik dari akun instagramnya beberapa bulan lalu.
Melansir dari chanel Youtube TheRNOHCharity, Pangeran Andrew bercerita Putri Eugenie menderita skoliosis sejak usia 12 tahun.
Saat itu Putri Eugenie masih aktif berenang hingga akhirnya dirawat di salah satu rumah sakit karena skoliosisnya hingga sembuh.
Perlu diketahui skoliosis adalah kelengkungan tulang belakang yang abnormal ke arah samping, yang dapat terjadi pada segmen servikal (leher), torakal (dada) maupun lumbal (pinggang).
Baca Juga : Bukan Cuma Lawyer, Najwa Shihab dan Suaminya Pernah Satu Profesi!
Menurut Labana Simanihuruk dilansir dari Kompas.com, ahli fisiologi dan anatomi, jika dilihat berdasarkan jenis kelamin, skoliosis lebih banyak terjadi pada perempuan.
Sebenarnya belum dapat dipastikan alasan perempuan lebih rentan mengalami skoliosis.
Tetapi, ada asumsi bahwa perempuan mempunyai otot lebih sedikit dari laki-laki.
Sehingga ketika tulang belakang membentuk kurva, akan lebih gampang terkena skoliosis.
Salah satu gejala fisik skoliosis yang dialami perempuan adalah adanya pembesaran satu sisi payudara.
Sebab perempuan yang menderita skoliosis, khususnya bagian thoracic, rata-rata payudaranya akan besar sebelah karena posisinya.
Skoliosis ini juga dapat membahayakan perempuan yang sedang hamil.
Baca Juga : Ekspresi Rafathar Makan Cakar Ayam Jadi Sorotan, Ternyata Sangat Bagus untuk Anak!
"Kalau perempuan yang mempunyai skoliosis punya kendala sakit punggung, sakit punggung menjadi sangat parah waktu hamil dan kemungkinan sulit mendapatkan anak karena skoliosis itu ada efek jaringan saraf ke reproduksi," jelas Labana.
Kabar baiknya, dalam masa rehabilitasnya, tulang belakang milik perempuan lebih mudah dibentuk menjadi normal kembali daripada laki-laki penderita skoliosis.
Artinya perempuan penderita skoliosis lebih mudah untuk disembuhkan daripada laki-laki.
Selama terapi penyembuhannya tidak dilakukan ketika masa kehamilan.
Baca Juga : Selama Puluhan Tahun, Saudara Kembar Siam Ini Hidup dengan Saling Menempel, Begini Kisahnya!
Selain itu, perempuan penderita skoliosis juga bisa hamil seperti perempuan lainnya.
Mengutip dari tabloid Nakita 2014 lalu, Moms yang menderita skoliosis justru memiliki ruang rahim yang sangat aman, tidak akan terjadi pengurangan volume atau perubahan bentuk.
Selama Moms dan Dads subur, tetap ada banyak kesempatan perempuan skoliosis hamil.
Baca Juga : Lydia Kandou dan Mantan Suami Bersyukur Punya Menantu Andrew White, Suami Idaman!
Namun, penderita skoliosis yang hamil memang memiliki efek yang lbih besar daripada perempuan dengan skoliosis kecil.
Efek yang dialami Moms penderita skoliosis bukan pada janin atau kehamilannya, tetapi Moms yang sedang hamil.
Seperti yang diketahui Moms dalam kondisi normal sedang hamil pasti akan merasakan sakit pungung sewaktu-waktu pada masa kehamilan.
Nah, perempuan penderita skoliosis yang hamil tentu akan merasakan sakit yang lebih heboh.
Sakit dan pegal-pegal pada punggung yang dirasa setiap penderita skoliosis hamil pun berbeda-beda. Tergantung besar derajat bengkoknya tulang belakang.
Baca Juga : Ini Syarat Jika Ibu Hamil Sembuhkan Skoliosis Lewat Terapi Non Operasi
Jelasnya, semakin besar derajat bengkoknya maka Moms lebih sering merasa pegal dan sakit tulang belakang.
Rasa pegal dan sakit tulang belakang itu juga akan meningkat seiring besarnya perut.
Source | : | YouTube,Tabloid Nakita,kompas |
Penulis | : | Shevinna Putti Anggraeni |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR