Nakita.id - Baru-baru ini, jagat maya dihebohkan dengan kecelakaan yang terjadi di Magetan pada Sabtu (13/10/2018).
Kejadian nahas tersebut terjadi pada pukul 15.30 WIB.
Kecelakaan tunggal yang diduga dialami pasangan berselingkuh itu terjun bebas ke jurang Sarangan sedalam 200 meter.
Mobil yang melaju dari arah Telaga Sarangan menuju Kota Magetan tersebut sebelumnya melaju dalam kecepatan tinggi.
Mobil tersebut dilaporkan terguling hingga empat kali, sebelum akhirnya ringsek di salah satu kebun sayur milik warga.
Baca Juga : Anak Celine Evangelista Berusia 1 Tahun, Penampilan Lucio di Pestanya Curi Perhatian
Melansir dari Kompas.com, saksi mata bernama Suratno mengatakan bahwa mobil sempat berbelok hingga menghantam tumpukan batu dan kemudian terpental.
"Saya heran, mobil itu belok ke kiri saat terbang, kemudian terguling empat kali sebelum jatuh di kebun," tutur Suranto, sang pemilik kebun pada Minggu (14/10/2018).
Saat kejadian kecelakaan berlangsung, Suranto tengah menyirami kebun yang lokasinya tak jauh dari lokasi terjatuhnya mobil.
Suranto, warga Sarangan yang mengetahui kejadian tersebut terkejut dan sempat gemetar saat mendengar suara keras disertai jatuhnya mobil putih anyar keluaran 2018 tersebut.
Setelah mobil terjun ke kebun sayur, warga setempat sempat berusaha memberi pertolongan.
Sayangnya, terlihat penumpang dalam keadaan terjepit dan badan mobil ringsek, sehingga sulit dievakuasi.
"Warga berusaha mencongkel mobil pakai linggis, sampai 4 linggis bengkok untuk menolong seorang perempuan," tambahnya.
Proses penyelamatan korban berlangsung 20 menit.
Setelah 20 menit, warga berhasil menolong korban perempuan yang juga pengemudi yang diketahui bernama Rini Puspita Wati (26), seorang model pemandu lagu asal Ngawi, warga baru menemukan bahwa ada satu korban lagi yang tersungkur.
Korban yang tersungkur berada agak jauh dari bangkai mobil yang sudah ringsek, berjenis kelamin laki-laki.
Pria tersebut diketahui bernama Ragil Supriyanto (34), warga Blora, Jawa Tengah, ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
"Warga baru tahu kalau ada penumpang lain setelah agak lama menolong perempuan di dalam mobil," tambah Suratno.
Kedua korban selamat dan meninggal dunia kemudian dievakuasi ke RSUD Dr Sayidiman, Magetan.
Ragil, penumpang laki-laki meninggal dunia, sedangkan Rini, pengendara mobilnya mengalami kondisi kritis.
Pengemudi mobil memakai high heels
Setelah dievakuasi, diketahui Rini Puspita Wati sang pengendara mobil mengenakan sepatu high heels.
Baca Juga : Hindari Kesalahan Ini Saat Menghapus Makeup, Bisa Bikin Kerutan di Wajah!
Rini terlihat mengenakan high heels berwarna hitam.
High heels memang banyak digunakan perempuan karena dipercaya bisa semakin memancarkan kecantikan.
Selain itu, perempuan yang mengenakan high heels terlihat lebih jenjang kakinya.
Meski high heels membuat penampilan menjad cantik, namun menggunakan high heels saat mengendarai mobil sangat tidak disarankan, Moms.
Alasan lain perempuan kerap mengenakan high heels saat berkendara adalah karena biasanya perempuan malas berganti sepatu setelah bekerja atau menghadiri acara tertentu.
Dikutip dari standarmedia.co.ke, mengendarai mobil dengan menggunakan high heels bisa berakibat fatal, terutama ketika dipadukan dengan pengereman.
Perempuan yang memakai high heels saat berkendara memiliki risiko lebih tinggi mengalami kecelakaan berat.
Baca Juga : Elly Sugigi Akui Menyesal Telah Menitipkan Anak ke Tukang Sayur, Sang Anak Tak Suka Punya Ibu Seperti Elly!
Berikut tiga alasan, mengapa mengenakan high heels saat mengemudikan mobil sangat tidak disarankan!
1. Kehilangan kendali pedal dan atau salah menekan
Sepatu yang disarankan untuk berkendara adalah sepatu yang datar dengan sol yang tipis.
Saat Moms memakai sepatu high heels, ada ruang di antara bagian bawah kaki dan pedal.
Ruang tersebut memungkinkan Moms untuk menekan rem dan melewatkan atau tidak sengaja menekan pedal gas, yang dapat menjadi bencana saat mengemudi!
2. Kurang kekuatan yang memadai pada pedal
Selain kehilangan kendali pada pedal dan salah menginjak, mereka yang mengenakan sepatu high heels saat mengemudi memiliki kecenderungan hanya menggunakan ujung jari kaki mereka untuk menekan pedal.
Ini mungkin tidak memberikan kekuatan yang memadai terutama ketika mengerem dalam situasi darurat.
Sepatu yang datar akan memungkinkan Moms untuk menginjak pedal sepenuhnya dan memberikan tekanan yang cukup sesuai kebutuhan.
3. Gerakan kaki terhalang saat menggunakan pedal
Tidak ada alasan fesyen yang membenarkan perempuan mengenakan high heels saat mengemudi.
Heels yang kecil juga menimbulkan risiko tumit terjebak di tikar alas lantai mobil.
Ini bisa menghambat gerakan saat menggunakan pedal sehingga sulit untuk mengontrol kendaraan secara efisien.
Juga perlu diperhatikan bahwa saat mengemudi, pedal perlu mendapat umpan balik dari sepatu dan kaki.
Sebagai pengemudi, Moms perlu merasakan bagaimana sistem pengereman dan penekanan gas saat beroperasi.
Selalu pastikan bahwa sepatu yang Moms kenakan tidak mengganggu pedal.
Bahaya lain memakai sepatu high heels setiap hari
Jika Moms termasuk yang sering mengenakan high heels alias sepatu hak tinggi, sebaiknya pikirkan lagi.
Sebab, sepatu hak tinggi mempunyai risiko kesehatan yang tak bisa disepelekan.
Bahkan bukan cuma mengancam kesehatan kaki, tapi juga memberi efek negatif pada sistem muskuloskeletal, yaitu system penopang bentuk badan serta pergerakan tubuh manusia dari mata kaki ke leher.
Penting untuk mengetahui risiko apa saja yang akan terjadi jika Moms sering mengenakan sepatu hak.
Berikut yang akan terjadi pada tubuh Moms,dari kaki hingga kepala, jika sering mengenakan sepatu hak tinggi.
1. Masalah pada kaki
Ketika Moms berjalan dengan sepatu hak tinggi, terjadi tekanan di bawah sendi jempol kaki sedangkan tekanan pada jari kelingking berkurang.
Ketidakseimbangan ini sering menyebabkan bunion alias kelainan bentuk dari jempol kaki.
Masalah lain termasuk plantar fascitis atau sindrom tumit, serta Haglund's Deformity, dimana terdapat benjolan keras di bagian belakang tumit, tepat di tepi kaki.
Nah masalah di atas tentu saja disebabkan sepatu hak tinggi. Sepatu hak tinggi yang terpusat pada tumit sering kali menjadi biang keladi.
Baca Juga : Clift Sangra Ungkap Cerita Kematian Suzanna dan Cerita Mistis Istri Kedua
Begitu pula bagian jari kaki yang sempit atau runcing, karena mereka memaksa jari-jari kaki masuk ke posisi yang tidak alami.
2. Masalah pada lutut
Masalah pada lutut terjadi berkaitan dengan gravitasi.
Ketika Moms berdiri dengan kuat dengan telapak kaki rata di tanah, tubuh harus duduk dalam posisi yang benar, berpusat dari kepala hingga ujung kaki.
Sepatu hak tinggi mengatur segalanya dari keteraturan.
"Sepatu hak tinggi meletakkan kaki pada suatu sudut dan menarik otot-otot dan persendian tidak sejajar, sehingga efeknya tidak terbatas pada kaki," ujar Dr. Surve, seorang dokter dari Osteopathic Medicine dan co-director dari Texas Center for Performing Arts Health.
"Ini tidak biasa bagi orang-orang yang menghabiskan banyak waktu dengan sepatu hak tinggi untuk memiliki nyeri punggung, leher, dan bahu yang rendah karena sepatu mengganggu bentuk alami tubuh," sambungnya.
3. Masalah pada tungkai kaki
Selain memakai tulang rawan di lutut dan memperparah arthritis lutut, sering mengenakan sepatu hak tinggi dapat menyebabkan otot-otot kaki memendek dan memanjang di tempat yang salah.
Associate Professor Lloyd Reed dari QUT School of Clinical Sciences, Podiatry, mengatakan kepada The Huffington Post di Australia
“Sejauh menyangkut kaki Anda, Anda akan meregangkan otot-otot di depan, mengencangkan dan memendekkan otot di belakang, ini akan menyebabkan kaki dan pergelangan kaki membengkak,” kata Reed.
4.Masalah pada punggung
Ada beberapa bukti, punggung mengalami tekanan saat seseorang memakai sepatu hak tinggi.
Beberapa penelitian menunjukkan, kurva di punggung bawah (disebut lordosis lumbar) diintensifkan saat mengenakan sepatu hak tinggi, sementara yang lain menunjukkan peningkatan aktivitas otot di regio toraks tulang belakang dan leher.
Moms, jangan lagi abaikan risiko yang terjadi jika setiap hari menggunakan sepatu hak tinggi.
Dalam beberapa kasus, korban fisik yang disebabkan oleh penggunaan sepatu hak tinggi sangat ekstrim.
Sehingga sebagian besar podiatris (dokter bedah kaki dan pergelangan kaki) menyarankan untuk tidak menggunakan sepatu hak tinggi.
Atau dapat memilih sepatu yang memiliki hak blok lebar atau wedge shoes.
"Anda cenderung tidak mengalami masalah serius jika memakai sepatu hak hanya sesekali, tetapi jika Moms sering memakainya dengan berat badan berlebih, pasti akan mengalami," kata Jacqueline Sutera, ahli penyakit kaki dan juru bicara untuk American Podiatric Medical Association.
Yang terjadi bila berhenti menggunakan sepatu high heels
Terkadang tuntutan profesi juga mengharuskan Moms untuk mengenakan high heels setiap saat.
Tapi terlalu sering menggunakan sepatu hak tinggi ternyata memiliki dampak buruk Moms.
Penggunaan high heels secara terus menerus dapat menyebabkan sakit pada kaki dan membuat tumit kelelahan bahkan rusak.
Menggunakan high heels juga cenderung mengalami kondisi muskuloskeletal dan kemungkinan cedera.
Dengan mencoba menanggalkan high heels dan beralih pada sepatu flat, Moms bisa mendapatkan banyak manfaat.
Seperti dilansir pada sheknows, meninggalkan sepatu hak tinggi berarti mengurangi risiko rasa sakit dan ngilu pada telapak kaki Moms.
Baca Juga : Dikenal Tomboy, Begini Perubahan Mita The Virgin Setelah Dirias Ivan Gunawan
Hal tersebut juga berpengaruh pada punggung Moms, menghindari rasa sakit yang terjadi di punggung karena dengan sepatu hak tinggi Moms jadi harus lebih sering membungkuk.
Selain itu Moms juga jadi lebih efisien karena menggunakan sepatu hak tinggi terkadang memperlambat langkah Moms.
Sepatu hak tinggi mungkin memang membuat Moms lebih percaya diri karena tinggi menjadi bertambah beberapa sentimeter.
Namun dengan menggunakan flat shoes atau sepatu datar biasa juga tetap bisa membuat Moms percaya diri.
Kini berbagai tren sepatu flat mulai bermunculan sehingga Moms tak perlu takut ketinggalan mode.
Source | : | Facebook,standard media |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR