Mama Perlu Rawat Inap Usai Persalinan

By Alia An Nadhiva, Selasa, 20 Desember 2016 | 06:20 WIB
Proses persalinan dan beberapa jam pascapersalinan merupakan periode yang sangat berisiko bagi mama dan bayi. Karena itu, menjalani rawat inap pascamelahirkan sangat bermanfaat bagi mama dan bayinya (Julie Erikania)

Tabloid-Nakita.com – Persalinan adalah proses yang melelahkan. Pada umumnya, persalinan normal memakan waktu  sekitar 8—18 jam, dari tahap kontraksi sampai dengan keluarnya plasenta. Namun pengalaman setiap mama tentu berbeda-beda; ada yang menjalani proses persalinan lebih cepat dari 8 jam, ada pula yang harus menunggu selama lebih dari 18 jam.

Berbeda dari persalinan normal, proses melahirkan secara sesar dilakukan dalam waktu yang jauh lebih singkat, yakni sekitar 10—5 menit. Setelah itu, dokter akan mengeluarkan plasenta dan menjahit luka bekas sayatan. Kedua proses terakhir ini memakan waktu kurang lebih 45 menit.

Meski persalinan secara sesar relatif lebih cepat dibandingkan persalinan normal, proses pemulihannya membutuhkan waktu yang jauh lebih lama. Mama yang melahirkan secara normal, umumnya sudah bisa duduk, berdiri, dan berjalan seperti biasa pada beberapa jam usai persalinan. Tak demikian dengan mama yang melahirkan secara sesar, baru bisa menggerakkan tubuhnya paling cepat sehari pascapersalinan. Sementara luka bekas operasi sendiri membutuhkan waktu sekitar 4—6 minggu untuk benar-benar sembuh.

Di Indonesia, umumnya mama yang baru melahirkan akan menjalani masa rawat inap di rumah sakit sebelum diperbolehkan untuk pulang. Menurut dr. Amalia Pane, SpOG, IBCLC dari RS Hermina Ciputat, lamanya waktu rawat inap ini berbeda-beda, bergantung pada kebijakan setiap rumah sakit. Namun umumnya mama yang melahirkan secara normal dianjurkan dirawat selama 1—3 hari, sedangkan mama yang melahirkan secara sesar perlu menginap selama 3—5 hari.

Amalia menambahkan, jika Mama memiliki pemahaman yang baik terhadap kondisi tubuhnya sewaktu hamil, saat melahirkan, dan setelah melahirkan, maka Mama dapat menjalani proses pemulihan pascamelahirkan dengan lebih mudah. Terutama pada mama yang menjalani sesar, Amalia mendorong agar sesegera mungkin bangkit dari tempat tidur dan berlatih berjalan untuk mempercepat pemulihan. “Langkah ini sekaligus mengurangi risiko masalah kesehatan lain, seperti penggumpalan darah dan perdarahan,” jelasnya.

Bagaimanapun, menjalani rawat inap pascamelahirkan sangatlah bermanfaat bagi mama dan bayinya. Oona Campbell, Peneliti Utama dan Profesor di bidang Epidemiologi dan Kesehatan Reproduksi di London School of Hygiene & Tropical Medicine, mengatakan, proses persalinan dan beberapa jam pascapersalinan merupakan periode yang sangat berisiko bagi mama dan bayi. Menurutnya, jika mama terlalu cepat pulang, ada kemungkinan pihak medis tak punya cukup waktu untuk memeriksa, mendeteksi, serta mendiagnosis dan menangani komplikasi yang dapat terjadi pada mama dan bayi yang baru lahir.

Ada beberapa faktor yang mendorong kebijakan rawat inap bagi mama yang baru melahirkan ini. Ketahui apa saja faktor-faktor tersebut di rubrik USAI BERSALIN Tabloid nakita edisi 926, Ma. Catat jadwal terbitnya, yaitu Rabu, 21 Desember 2016.