Sukses Menjadi Ibu bagi Anak Berkebutuhan Khusus

By Saeful Imam, Rabu, 21 Desember 2016 | 01:30 WIB
Ini kiat agar sukses menjadi ibu dengan anak berkebutuhan khusus (Saeful Imam)

Tabloid-Nakita.com – Anak berkebutuhan khusus yang dititipkan Tuhan kepada #ibuperempuanistimewa adalah anugerah yang harus dijaga dan dioptimalkan tumbuh kembangnya.

Harus diakui, kondisi anak berkebutuhan khusus biasanya memberikan pukulan berat bagi ibu. Banyak hal yang kemudian terjadi, tapi yang tersering adalah perasaan kecewa sekaligus bersalah. Meski demikian, perasaan ini  akan berkembang. Penelitian oleh Blacher (1984) menemukan 3 tahapan perasaan yang menurutnya konsisten terjadi pada orangtua dengan anak berkebutuhan khusus.

Pertama, orangtua akan mengalami krisis emosi yang ditunjukkan dengan munculnya perasaan terpukul, penolakan, dan tidak percaya. Reaksi pertama ini akan berlanjut dengan periode munculnya perasaan marah, bersalah, depresi, malu, konsep diri negatif, penolakan, dan kemudian berbalik menjadi sikap kelewat protektif. Pada akhirnya, jika sudah melalui periode tersebut, orangtua akan sampai di periode ketiga, yaitu menerima kehadiran anak meski kondisinya berada di luar harapan mereka.

Hasil penelitian Blacher ini kemudian disempurnakan oleh Anderegg, Vergason, dan Smith (1992)  dengan mengobservasi 130 partisipan dari dua support group selama bertahun-tahun. Mereka menyimpulkan, orangtua dengan anak berkebutuhan khusus akan mengalami siklus duka (grief cycle) yang terdiri atas tiga tahapan, yaitu: confronting (perlawanan), adjusting (penyerasian), dan akhirnya adapting (penyesuaian).

Tentunya, tahap penyesuaian orangtua dengan kondisi anak berkebutuhan khusus akan membawa efek yang amat positif. Memang, tak mudah membesarkan dan merawat anak berkebutuhan khusus. Namanya saja khusus, tentunya untuk mereka dibutuhkan perhatian dan tindakan yang tidak biasa dari orangtua, terlebih lagi ibunya. Namun begitu, berbagai sikap positif ini bisa dilakukan agar siklus duka cepat bergerak ke fase adaptasi. Jika pun suatu hari kondisi anak kembali memunculkan kekecewaan dan kesedihan, pada akhirnya orangtua akan kembali kepada fase adaptasi tersebut.

#ibuperempuanistimewa adalah ibu yang mampu menerima tugas besar dari Sang Pencipta ini tanpa pernah menyerah. Meski siklus duka dialami berulang kali, itu semua tak pernah menghentikan langkah untuk merawat anak berkebutuhan khususnya. Kita bisa belajar dari seorang #ibuperempuanistimewa bernama Diana yang juga seorang berkebutuhan khusus. Ia adalah penyandang osteogenesis imperfecta, suatu kelainan genetis yang menyebabkan tulangnya mudah patah. Kelainan ini menurun kepada Devano, putra semata wayangnya. Dengan dibantu suami, Diana tetap mengasuh dan menjaga Devano tanpa pernah menyerah. Seperti apa kesehariannya bisa dilihat melalui video berikut.

Inilah kiat membesarkan anak berkebutuhan khusus dengan sikap positif:

1. Syukuri kehadirannya. Setiap orangtua mendambakan anaknya terlahir sempurna dan hidup dalam kondisi yang senantiasa sehat. Namun, jika harapan tak sesuai dengan kenyataan, maka yang terbaik adalah menerima apa pun kondisinya dengan penuh syukur. Penerimaan orangtua akan memengaruhi keputusan yang bisa segera diambil. Semakin cepat orangtua menerima kondisi anak, semakin cepat pula penanganan tepat bisa dilakukan. Tak perlu saling menyalahkan antarpasangan, karena pada situasi seperti ini yang dibutuhkan adalah kekompakan bersama serta keteguhan hati untuk saling menguatkan dan memberi semangat.   2. Cari informasi terpercaya. Tak hanya informasi dari pakar, bila perlu bergabunglah dengan orangtua lain yang lebih berpengalaman dalam menghadapi kasus yang sama. Dengan begitu, informasi yang diperoleh semakin kaya. Pastikan sumber informasi kita adalah orang-orang yang ahli di bidangnya sehingga tidak menambah kebingungan dan kecemasan. Informasi juga bisa didapat melalui berbagai bacaan. Pastikan informasi itu berasal dari sumber terpercaya.   3. Upayakan pengobatan terbaik. Setelah pasti dengan kondisi anak, upayakan penanganan dan terapi terbaik. Upaya ini memang harus dilakukan seumur hidupnya, sehingga sudah pasti melelahkan, dan mungkin memakan biaya yang tidak sedikit. Namun, semua itu perlu diupayakan agar anak dapat mencapai perkembangan terbaiknya. Lakukan dengan santai tetapi konsisten. Sikap ikhlas dibutuhkan agar kita tak mudah menyerah. Apalagi, saat ini ia masih bayi atau berada di usia emas yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya sehingga waktunya masih panjang. Banyak hal masih bisa terjadi. Jangan ragukan segala kemungkinan meski sepertinya sudah tidak ada harapan. Minimal upaya ini akan membuatnya berada pada kondisi terbaik yang bisa didapat, meski mungkin saja tidak sepenuhnya seperti anak normal.   4. Keterbukaan. Hal penting lainnya adalah sikap keterbukaan orangtua. Keterbukaan akan membuat orangtua menerima banyak masukan dan belajar memilah serta memilih mana yang bermanfaat. Tanggapan negatif dari lingkungan bisa dihadapi dengan adanya keterbukaan. Perkuat mental positif dengan bergabung ke dalam komunitas informasi dan edukasi terkait. Ini akan membuka peluang bertemu orangtua lain yang sama-sama positif menghadapi masalah yang sama.

5. Terus berdoa. Selain mengusahakan segala hal yang bisa dilakukan manusia, tak kalah penting adalah banyak berdoa pada Yang Kuasa. Doa kita akan mempertebal rasa syukur sekaligus memberikan kekuatan dalam menghadapi kondisi seberat apa pun.

Sekali lagi, tidak mudah menjadi ibu bagi anak berkebutuhan khusus. Namun, keikhlasan menerimanya saja sudah bisa menaikkan level seseorang menjadi #ibuperempuanistimewa.

Apakah Anda ingin berbagi rasa mengenai peran ibu yang istimewa? Tulis saja di kotak komentar berikut, ya!