Tabloid-Nakita.com – Setiap Mama pasti ingin si kecil tumbuh dan berkembang dengan normal. Berbagai cara seperti memastikan nutrisi dan menjaga kesehatannya selalu Mama lakukan. Nyatanya, ada beberapa masalah yang jadi penyebab anak terlambat berkembang yang kerap terjadi yakni kurang stimulasi. Kondisi ini ternyata banyak terjadi pada Mama di kota besar karena sibuk bekerja dan aktivitas lainnya.
Baca juga: Ini tanda bayi terlambat berkembang
“Banyak orangtua yang tidak memahami pentingnya stimulasi untuk tumbuh kembang anak khususnya pada dua tahun pertama kehidupannya,” ujar dr. Herbowo Agung Soetomenggolo, SpA, Dokter Spesialis Anak di sela-sela Press Conference “Mitu Baby-Dunia Eksplorasi” di Jakarta Pusat pada Kamis (22/12). Menurut dr. Herbowo, banyak orangtua juga yang tidak memahami bahwa stimulasi perlu dilakukan dua arah. Artinya, stimulasi bisa dilakukan dengan hal sederhana seperti mengajaknya ngobrol dan menemani bermain.
Stimulasi sederhana bisa Mama lakukan dengan cara misalnya membiarkan ia mengenal dunianya dengan meraba seluruh indranya. Misalnya memasukkan jari atau tangan ke mulut merupakan perkembangan yang umum terjadi dan ia harus melewatinya. “Dengan memasukkan jari ke dalam mulut, bayi sedang mendapatkan stimulus di indera mulutnya. Maka sebaiknya orangtua tak perlu melarang bayi memasukkan tangan ke mulutnya,” tambah dr. Herbowo.
Baca juga: 5 tanda batita terlambat berkembang
Selain itu, Mama juga perlu memberikan respon ketika ia mulai bisa bersuara. Ajak si kecil ngobrol, membaca buku atau melakukan aktivitas yang menciptakan komunikasi seperti bernyanyi dan bermain bersama. Komunikasi dua arah dapat membantu perkembangan otaknya serta kegiatan fisik yang membantu koordinasi tubuhnya.
Baca juga: 10 cara agar bayi cerdas
Saat menginjak usia lebih tua yakni usia satu hingga dua tahun, anak juga membutuhkan stimulasi. Menemaninya bermain dan bereksplorasi dengan dunia sekitarnya bisa dilakukan agar ia semakin mendapatkan stimulasi. Kini, sudah jadi tugas Mama untuk menghindari penyebab anak terlambat berkembang. Apalagi pada 1.000 hari kehidupan dapat menentukan masa depan anak selanjutnya. “Apa yang terjadi pada anak di 1.000 hari kehidupan menentukan anak di masa depan dan inilah menjadi jendela kesempatan agar anak tumbuh kembang dengan maksimal,” ujar dr. Herbowo.