Nakita.id – Kehamilan sehat tidak hanya berhubungan dengan persiapan fisik yang matang seperti kecukupan nutrisi atau keamanan finansial. Ada hal yang tak kalah penting, yakni persiapan kehamilan dalam hal emosi calon ayah dan ibu. Ya, karena kehamilan tidak hanya butuh badan yang sehat dan bugar tetapi juga pikiran positif dan bahagia. Lantas, apa ya yang bisa dilakukan untuk persiapan sebelum hamil secara emosional ini?
Baca juga: 5 persiapan penting sebelum hamil
Dr. Jan T. Rydfors, MD, salah seorang obgin di Redwood City, California, Amerika Serikat mengungkapkan salah satu hal yang perlu dipersiapkan adalah perubahan gaya hidup. “Orangtua harus merelakan waktu yang mereka punya untuk anak. Jika tidak siap untuk merelakan waktu tersebut, mungkin perlu waktu untuk menunggu punya anak,” tambahnya. Selain itu, kebiasaan baru juga perlu dilakukan jauh sebelum hamil agar janin tetap sehat.
Cobalah untuk menghentikan beberapa kebiasaan buruk seperti minum alkohol, merokok, dan gampang stres. Tidak hanya dari pihak ibu saja, ayah juga perlu menghindari kebiasaan buruk tersebut. Paparan asap rokok pada ibu hamil akan berdampak pada berat badan lahir rendah pada janin hingga kematian. Tentang perlunya pengelolaan stres dan emosi saat hamil, menurut berbagai riset yang sudah dilakukan, ibu hamil yang kerap mengalami emosi negatif, seperti marah dan sedih berkepanjangan berisiko mengalami keguguran, kematian janin, dan kelahiran bayi prematur.
Baca juga: Ini berbagai persiapan kehamilan kedua
Usia pernikahan yang relatif muda ikut memengaruhi tingkat egoisme yang cukup tinggi pada pasangan, sehingga faktor usia calon ibu dan ayah harus diperhatikan terkait kesiapan emosi. “Saat memiliki bayi, setiap orang akan mengalami pergerseran mengenai apa yang penting dalam hidup,” tambahnya. Ibu juga perlu memiliki bala bantuan dalam menjalani kehamilannya nanti. Bantuan bisa berupa tenaga ataupun sekadar teman bercerita. Hal ini penting untuk mendukung kehamilan yang bahagia dan sehat. Nah, orang yang paling diharapkan bisa memberikan bantuan seperti itu, siapa lagi kalau bukan pasangan, ayah bagi calon bayinya.
Untuk itu, peliharalah komunikasi yang baik terhadap pasangan. Buatlah kesepakatan antara suami istri untuk menjaga keharmonisan. Hindari pertengkaran selama kehamilan. Bertengkar akan menyebabkan kecemasan dan depresi pada ibu yang dampaknya akan dialami janin, sehingga berisiko mengalami gangguan perkembangan hingga persalinan prematur.
Melibatkan pasangan menjadi penting dalam persiapan emosi sebelum hamil. Pastikan calon ayah dan ibu memiliki pandangan yang sama mengenai kehamilan dan paham dalam menangani konflik. Cara-cara sederhana seperti suami menemani istri saat kontrol ke dokter dan ikut kelas persiapan menyusui dapat memberikan dukungan emosional agar kehamilan lancar dan sehat.