Begini Tahapan Emosi Anak Batita Ketika Sedih

By Avrizella Quenda, Kamis, 16 Februari 2017 | 06:00 WIB
Sedih adalah salah satu ekspresi emosi yang harus dikenalkan pada si batita. (Heni Wiradimaja)

 

Nakita.Id - Ketika sedih, misalnya karena barang kesayangannya rusak atau hilang, anak batita akan meluapkan segala emosi. Histeris, berteriak, hingga menangis terus-menerus membuat orangtua jadi stres. Padahal, ada yang penting untuk dipahami dari tahapan-tahapan emosi anak batita yang sedang bersedih. Berikut tahapannya.

Tahap 1: Menyangkal

Saat mainannya rusak, anak sesekali mengeluarkan air mata di tahap ini. Mungkin ada berbagai upaya yang anak lakukan untuk memperbaiki mainannya sendiri, dan kemudian ia bisa minta bantuan orang dewasa untuk memperbaiki. Selimut, guling, mobil-mobilan, pistol-pistolan, dan boneka adalah "nyawa" baginya. Tanpa benda-benda kesayangannya itu tidak ada kehidupan. Ibu mungkin ingin membantu memperbaiki mainannya, tetapi berhati-hatilah jika ibu gagal. Ini justru membuat anak batita semakin sedih.

Tahap 2: Marah

Marah atau tidak, sebetulnya bergantung pada pribadi dari setiap anak. kalau ya,  di tahap ini anak akan menangis, menjerit, lalu mengekspresikan emosi melalui isak tangis dan ingus yang mengalir deras. Kondisi ini biasanya membuat orangtua kesal dan kembali memarahi anak. Namun, hal ini bukan solusi terbaik. Lebih baik berikan pengertian dengan tenang kepada anak batita, bahwa Ibu mengerti kesedihannya dan akan membantunya memperbaiki atau mencarikan.

Tahap 3: Alihkan perhatiannya ke benda lain

Jangan pernah menyerah dan mendiamkan kesedihan anak. Coba alihkan kesedihannya dengan menggunakan mainan lain yang disertai kata-kata persuasif. Perhatian anak batita umumnya mudah teralihkan.

Tahap 4: Depresi

Tahap ini adalah yang paling sulit dalam mengungkapkan kemarahan. Kesedihan anak bisa terbaca lewat tangisan dan ekspresi wajahnya. Setelah teriakan dan tangisannya mereda, biarkan anak merasa tenang dengan sendirinya.

Tahap 5: Penerimaan

Setelahi merasa dipahami dan perhatiannya dialihkan, anak nantinya akan lupa bahwa mainannya hilang atau rusak dan fokus pada hal lainnya. 

Dengan memahami tahapan emosi kesedihan anak batita, kita tidak perlu stres lagi menghadapinya. Ingat, badai pasti berlalu.