Tabloid-Nakita.com - Menggelitik anak dianggap sebagai cara yang menyenangkan bagi para orangtua agar anak tertawa geli. Suasana pun menjadi riang dengan cekikan si kecil.
Jika sudah begini, orangtua akan jadi menambah waktu gelitikan agar anak terlihat ceria. Ternyata tidak semua anak menyukai hal yang satu ini. Kira-kira kenapa ya? Yuk, simak baik-baik!
Menurut beberapa peneliti, aktivitas menggelitik melibatkan sentuhan tubuh seseorang dengan cara yang membuat seseorang tertawa paksa dan tawa ini dianggap sebagai reaksi positif.
Dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh The New York Times disebutkan dalam Anatomy of a Tickle Is Serious Business at the Research Lab, para peneliti setuju bahwa kegiatan menggelitik antara orangtua dan bayi dapat menjadi cara yang efektif untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang si kecil, tetapi di lain pihak memiliki pendapat berbeda jika hal ini diterapkan pada anak yang lebih tua.
Baca juga: 5 Cara Menjadi Orang Tua Yang Menyenangkan Anak
Dr Richard Alexander, the Hubbell professor of evolutionary biology di University of Michigan, Ann Arbor mengatakan dalam artikel: "Tertawa geli akibat gelitik bukan fenomena senang seperti yang banyak diasumsikan... Seorang anak dapat berubah dari tawa air mata menjadi sedikit pergi menjauh ... [Gelitik] tidak menciptakan perasaan-hanya penampilan luar yang tampak seperti menyenangkan."
Anak yang digelitik orangtuanya akan tahu perasaan menyenangkan dicampur dengan dorongan untuk tertawa, biasanya dapat memberikan kesan yang salah. Seperti yang ditunjukkan Dr Richard bahwa ada perbedaan tipis antara tawa menyenangkan dan tak tertahankan.
Orangtua dalam forum Mumsnet mengakui bahwa mereka mengalami kesulitan untuk mengetahui kapan anak mereka menikmati gelitikan. Salah satu ibu mengatakan bahwa orangtua harus memastikan anak mereka ingin (senang) digelitik, bukan hanya berasumsi semata.
Baca juga: Survival Kit Agar Sukses Menjadi Stay At Home Mom
Ada anak yang setelah berapa lama digelitik oleh ibu atau ayah kemudian akan mulai menjerit dan memasang wajah tidak senang sebagai tanda dia tak menginginkannya lagi.
Sebaiknya, orangtua segera berhenti agar anak tidak kesal. Seorang psikolog bernama Alice Miller berkata, "Jika anak-anak sudah terbiasa dari awal untuk dihormati, mereka tidak akan kesulitan di kemudian hari dan tidak akan berontak melawan.” (*)