Empat Jajanan Tak Aman Untuk Anak

By Soesanti Harini Hartono, Kamis, 2 Maret 2017 | 00:30 WIB
Beberapa jajanan disebut tidak aman karena menggunakan pewarna dan pengawet yang tidak sesuai peruntukkannya (Santi Hartono)

Nakita.Id - Jajanan yang sering kali dijajakan di seputar sekolah ternyata belum tentu aman. Bahkan, banyak di antaranya mengandung zat kimia berbahaya. Yang paling sering ditemui adalah boraks (pengawet non makanan dan pestisida), formalin (pengawet non makanan dan disinfektan), dan pewarna non makanan. Kalau boraks paling banyak terdapat pada jajanan bakso, formalin pada mi, dan pewarna pada kerupuk, gulali, atau es campur dan es cendol. Sekarang, zat kimia juga mulai banyak ditemukan pada pangan segar seperti manisan atau asinan buah. Hasil penelitian Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menunjukkan hampir separuh atau 44 persen jajanan anak yang dijual pedagang kaki lima tidak sehat dan mengandung zat aditif (zat tambahan). Penambahan zat berbahaya pada jajanan biasanya dilakukan para pedagang dan produsen jajanan untuk menarik selera anak melalui rasa, warna, atau bentuk yang lucu. Selain itu juga agar penganan yang dijajakan dapat bertahan lama. Sayangnya, zat tambahan itu justru dapat berbahaya bagi tubuh, terlebih tubuh anak-anak.

Baca juga: Sehatkah Tahu Bulat Digoreng Dadakan Buat Anak?

Berdasarkan pantauan BPOM, jajanan sekolah tidak sehat paling banyak dijual oleh pedagang keliling yang berjualan di area luar pagar sekolah. Berhubung orangtua tidak bisa mengawasi anaknya selama 24 jam penuh, Ayah dan Ibu harus memberi tahu rambu-rambu memilih jajanan agar tidak mudah tergiur oleh rupa dan rasanya saja. Berikut empat jajanan anak yang perlu diwaspadai: 1. Minuman dengan batu es Biasanya balok es pada minuman yang dijajakan pedagang angkringan dibuat menggunakan air mentah yang tidak diketahui sumbernya. Air mentah mengandung banyak sekali bakteri, salah satunya e.coli yang berbahaya untuk sistem pencernaan. 2. Sirup Sirup warna warni dibuat dengan menggunakan zat pewarna dan perasa. Jika zat-zat tambahan itu memang diperuntukkan bagi makanan, maka dianggap aman. Masalahnya,  banyak sirup yang dibuat dengan zat-zat tambahan yang bukan untuk makanan karena warnanya lebih mencolok dan harganya lebih murah. Penggunaan pewarna ini pun sering kali berlebihan. Zat aditif non makanan jika dikonsumsi dalam waktu lama dapat memicu munculnya sel kanker. 3. Jeli Seperti halnya sirup, jeli pun menggunakan pewarna yang tidak aman dan berlebihan. Selain itu sering kali jeli disajikan dengan tambahan pemanis buatan juga pengenyal yang membuat jeli jadi legit saat dimakan. 4. Bakso, nuget, dan sosis BPOM menemukan masih banyak jajanan bakso, nuget, sosis, atau otak-otak yang mendapat tambahan boraks dan formalin, sebagai zat pengenyal dan pengawet. Daging olahan untuk jajanan juga sering tidak jelas asal-usulnya sekaligus ditambahi penyedap dan pengawet yang tidak direkomendasikan BPOM. 

Baca juga: 5 Cara Mengajarkan Jajanan Yang Aman Untuk Anak

Oleh karena kondisi lingkungan sekolah yang belum mendukung aturan BPOM, bawakan anak bekal makanan yag terjamin kualitasnya. Kalaupun memilih jajan, pilihlah jajanan yang dijual di kantin sekolah. Tentu saja, pihak sekolah harus mengontrol dan menginspeksi penganan yang dijual di kantin sekolah dari waktu ke waktu.