Nakita.id - Para ahli banyak yang merekomendasikan penggunaan antibiotik untuk mengobati infeksi telinga pada anak. Namun, yang paling penting untuk diperhatikan ialah kadar dosis yang tepat.
Para ilmuwan di Rumah Sakit Anak Boston ingin mengkomersialkan antibiotik berbentuk gel yang ternyata mampu mengobati infeksi gendang telinga. Mereka juga telah menguji pada 10 hewan pengerat, Chinchilla dengan hasil positif yang diterbitkan di Science Translational Medicine.
Infeksi telinga adalah diagnosa penyakit yang paling umum terjadi pada anak-anak, terutama anak-anak usia di bawah 5 tahun. Standar pengobatan biasanya dilakukan seminggu atau lebih dengan meminum antibiotik cair yang diberikan melalui mulut beberapa kali per hari. Celakanya, antibiotik ini dikhawatirkan mampu menghancurkan bakteri baik dalam sistem pencernaan anak.
Baca juga : Ciri Infeksi Telinga pada Bayi
”Tidak menyelesaikan dosis secara penuh dapat berkontribusi resistensi antibiotik pada anak-anak, kata rekan penulis studi Dr Daniel Kohane, seorang peneliti anak. Sulit agar antibiotik dapat menyerap gendang telinga menuju telinga bagian dalam, di mana bakteri dapat menular. Dokter hanya memberikan obat tetes telinga untuk anak yang mengalami infeksi telinga jika gendang telinga sudah berlubang. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan hidrogel peka panas yang cair pada suhu kamar, dan kemudian memasukkan antibiotik ke bawah saluran telinga.
Ketika antibiotik telah berada di gendang telinga, maka ini akan berubah menjadi gel akan membasahi gendang telinga selama sekitar satu minggu, kata pemimpin penulis Rong Yang, postdoctoral fellow di laboratorium Kohane. Agar bisa menyerap melalui gendang telinga, tim menggunakan bahan kimia yang menghancurkan, tapi jangan merusak karena lapisan membrannya tipis.
Banyak obat oral yang tidak disukai anak-anak sehingga mereka cenderung enggan menelan. Maka dari itu, dokter harus menggunakan volume obat yang lebih besar untuk membuat anak bisa menelannya. Antibiotik yang diteteskan pada telinga mungkin masih bisa menahannya agar terserap ke dalam telinga.
Namun, yang benar-benar perlu diperhatikan ialah bahwa tidak setiap anak membutuhkan antibiotik. Beberapa infeksi telinga disebabkan oleh virus, di mana antibiotik tidak akan membantu. Dokter sebaiknya menghindari penggunaan antibiotik untuk setiap anak yang mengalami infeksi telinga, kata Dr David McCormick, profesor anak di University of Texas Medical Branch di Galveston.
Dr David lebih menggunakan metode menunggu, di mana dokter tetap berhubungan dengan orangtua untuk memantau gejala dan memberikan antibiotik hanya jika infeksi tidak kunjung sembuh dengan sendirinya. Ia menemukan bahwa banyak infeksi telinga dapat sembuh sendiri. American Academy of Pediatrics sekarang merekomendasikan dokter untuk mendiskusikan opsi dengan orangtua, tergantung pada usia anak dan tingkat keparahan gejala.
Daniel dan Rong ingin mengkomersilkan obat tetes telinga. Beberapa komponen produk telah disetujui FDA dan ada juga yang tidak. Dalam percobaan manusia, mereka berencana untuk mewaspadai satu efek samping yang dilihat, seperti kehilangan pendengaran sementara.