Nakita.id - Masih banyak orang tua yang belum menyadari risiko kematian bayi di tempat tidur dengan menidurkannya alam posisi tengkurap atau miring. Demikian menurut sebuah penelitian yang dilansir Telegraph (13/3).
Para ahli mengatakan sekitar setengah dari orang tua tidak yakin dengan langkah-langkah dasar yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko sindrom kematian bayi mendadak (SIDS), yang juga dikenal sebagai “kematian ranjang”. Orang tua disarankan untuk menidurkan bayi dengan posisi telentang. Ini bisa mengurangi risiko kematian.
Baca juga : Setiap 1 Menit Bayi Meninggal, Kenapa
Meski jumlah kematian akibat SIDS berkurang, Lullaby Trust, sebuah lembaga amal, masih khawatir bahwa beberapa orang tua tidak menyadari pesan itu atau mengabikannya.
Lullaby Trust ini juga mencemaskan orang tua yang tidak tahu bahwa merokok dapat meningkatkan risiko, seperti halnya berbagi tempat tidur setelah merokok atau minum, atau tertidur di sofa atau kursi bersama dengan bayi.
SIDS, juga dikenal sebagai kematian ranjang adalah kematian tiba-tiba pada bayi yang tampaknya sehat. Badan amal ini telah mensurvei 500 orang tua yang memiliki anak-anak di bawah dua tahun dan menemukan bahwa empat dari sepuluh di antaranya tidak yakin apakah bayi seharusnya tidur telentang.
Lebih dari separuh orang tua mengira tak mengapa jika bayi tidur miring, atau tidak tahu apakah itu berbahaya. Tetapi, menurut penelitian, ketika bayi tidur telentang, kemungkinan SIDS akan berkurang enam kali lipat.
Baca juga : Bahaya SIDS, Sindrom Kematian Mendadak Pada bayi
Sebuah kampanye, Back to Sleep, telah diluncurkan pada tahun 1991 yang dipimpin oleh bintang televisi, Anne Berlian setelah kematian anaknya, Sebastian.
Francine Bates, chief executive dari amal, mengatakan, "Dua puluh lima tahun setelah kampanye Back to Sleep, hasil survei telah menunjukkan kepada kita untuk kembali ke awal."
Louise Silverton, direktur kebidanan di Royal College of Midwives, mengatakan, "Ada bukti kuat tentang menidurkan bayi dalam posisi telentang dan penurunan kasus Sudden Infant Death Syndrome, jadi ini adalah saran penting. Survei ini menunjukkan jelas ada kebutuhan untuk pendidikan lebih lanjut dan dukungan bagi perempuan dan pasangan mereka yang mengharapkan kelahiran bayi.”