Anak "Nyebelin"? Berkacalah pada Diri Sendiri Wahai Orangtua!

By Avrizella Quenda, Kamis, 23 Maret 2017 | 00:02 WIB
Kecemburuan anak batita pada adiknya harus disikapi dengan tepat. (Heni Wiradimaja)

Nakita.id - Bahwa ada sebagian dari ulah anak yang "nyebelin" memang harus dikembalikan lagi kepada kita orangtuanya. Selain bahwa ulah yang "nyebelin", seperti selalu bilang "tidak" atau maunya makan yang itu-itu saja, merupakan bagian dari perkembangan mental dan intelektual anak; ulah "nyebelin" sebagian besar merupakan hasil peniruan atau reaksi terhadap pengasuhan orangtuanya. Menurut HealthyChildren.org, waktu yang Ibu atau Ayah habiskan bersama-sama dengan anak juga memberi pengaruh besar. 

Waktu yang berkualitas dianggap dapat mempengaruhi perilaku yang baik. Sebaliknya waktu yang tidak cukup akan membuatnya bertindak di luar batas untuk sekadar mendapatkan perhatian Ibu dan Ayah.

Pola Asuh

Gaya asuh orang tua sangat mempengaruhi perilaku anak. AskDrSears.com mengatakan bahwa peran orang tua dalam membentuk perilaku tidak bisa diremehkan. Mulai dari memberi teladan - tetap tenang di bawah tekanan, misalnya - hingga memberikan reward and punishment untuk perilaku baik dan buruk. Ibu dan Ayah memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan bagaimana anak bertindak. 

Baca juga : Kenali Penyebab Anak Jadi Agresif

Sifat Bawaan

Sifat Bawaan

Sebagian anak lebih sulit diatur atau lebih kuat kemauannya dibanding anak-anak lain. Misalnya, saat Ibu menyuruh batita Ibu tidur. Ada anak yang hanya mendengar dongeng sudah terlelap. Yang lain harus berlari-lari dulu sebelum naik ke tempat tidur. Menurut KidsHealth.org, anak-anak tertentu secara alamiah memiliki reaksi yang lebih kuat pada berbagai kondisi. Jadi, Ibu bisa berusaha sebaik mungkin untuk membentuk perilaku buah hati melalui teladan dan disiplin yang konsisten. Namun, di dalam dirinya, kesayangan Ibu memiliki karakter-karakter khusus yang membuatnya unik dan mempengaruhi cara dia berperilaku sekalipun Ibu sudah berusaha keras. 

Teman Sepermainan

Jika hanya kita sebagai orangtua yang memengaruhi perilaku anak, tentu kita bisa membentuk sikap anak sesuai dengan keinginan kita. Faktanya, orangtua bukan satu-satunya faktor pembentuk perilaku anak. Menurut AskDrSears.com, siapa saja yang bersama anak-anak Ibu sepanjang waktu mempengaruhi perilaku mereka. Itu alasannya mengapa begitu penting membantu buah hati itu memilih teman yang tepat. 

Jika Ibu melihat anak mengadopsi kelakuan yang tidak patut dari teman mainnya, seperti membantah atau memukul, Ibu mungkin perlu mengevaluasi apakah pertemanan mereka cocok. Hal yang sama juga bisa diterapkan pada pengasuhnya atau siapa pun yang ada dalam kehidupan si kecil. Apakah orang-orang ini pengaruh baik? Jawabannya seharusnya, “ya”.

Baca juga : Kenali Perilaku Anak Umur 2 Tahun

Teknologi

Anak-anak masa kini lebih canggih dalam menggunakan teknologi. Waktu yang dihabiskan untuk bermain internet dan menonton televisi, menurut HealthyChildren.org, bisa memengaruhi tabiat anak. Sayangnya, banyak pengaruh buruk berasal dari sana. Bahkan Healthy Children mencatat 75 persen adegan kekerasan di televisi gagal menggambarkan orang yang menyesal setelah berbuat kejahatan. Bayangkan pesan semacam ini dikirim pada anak-anak ibu secara terus-menerus. Oleh karena itu, batasi waktu menonton mereka, dan awasi dengan ketat penggunaan internet.