Ini 10 Fakta Penyakit TBC yang Perlu Ibu Ketahui

By Julie Erikania, Selasa, 21 Maret 2017 | 20:00 WIB
Sebanyak 11% dari seluruh kasus TBC adalah anak-anak. Setidaknya ada 1 juta anak menderita TBC setiap tahunnya di seluruh dunia. (Julie Erikania)

Nakita.id – Tanggal 24 Maret diperingati sebagai hari TBC sedunia. Penetapan ini  berdasarkan tanggal ditemukannya kuman Mycobacterium tuberculosis pertama kali oleh Dr. Robert Koch pada 24 Maret 1882. Kuman Mycobacterium tuberculosis adalah penyebab penyakit tuberculosis (TBC). Atas penemuan tersebut, Dr. Koch menerima Hadiah Nobel bidang fisiologi atau kedokteran pada 1905.

Seperti dijelaskan oleh dr. Taufiqur Rahman, SpA, berikut ini adalah fakta-fakta mengenai penyakit TBC:

1. TBC ditularkan oleh orang dewasa yang menderita TBC aktif (ditemukan kuman TBC dalam dahak).

2. Seorang penderita TBC aktif dapat menularkan kepada 10 hingga 15 orang di sekitarnya dalam setahun.

3. Sebanyak 11% dari seluruh kasus TBC adalah anak-anak, setidaknya ada 1 juta anak menderita TBC setiap tahunnya di seluruh dunia.

4. TBC pada ibu hamil meningkatkan risiko bayi lahir prematur atau BBLR (Berat Badan Lahir Randah). Sakit TBC selama kehamilan juga meningkatkan risiko penularan kepada bayi.

5. WHO (2016) melaporkan, TBC masuk dalam 10 besar penyakit penyebab kematian terbanyak sepanjang tahun 2015 (total 1,8 juta kematian karena TBC).

6. Ada 10,4 juta penemuan kasus TBC baru sepanjang 2015, 60% di antaranya terjadi di 6 negara dengan prevalensi TBC tertinggi (urutan berdasarkan ranking), yaitu India, Indonesia, Cina, Nigeria, Pakistan, dan Afrika Selatan.

7. Kasus TBC di Indonesia mencapai 1 juta pada 2014 dengan 110.000 kematian setiap tahunnya.

8. Sesungguhnya, penyakit TBC dapat diobati (curable), bahkan dicegah (preventable).

9. Lama pengobatan sekitar 6—12 bulan, yang tentunya “menuntut” kepatuhan dari penderita, terutama dalam mematuhi aturan konsumsi minum obat sesuai yang dianjurkan dokter.

10. Pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian vaksin BCG (imunisasi anti-tuberkulosis).

Penjelasan selengkapnya mengenai pengobatan dan pencegahan penyakit TBC dapat dibaca di rubrik Kesehatan tabloid nakita nomor 938, terbit Rabu, 22 Maret 2017. Dalam artikel yang ditulis oleh dr. Taufiqur Rahman, SpA dari RS Muhammadiyah Lamongan ini, juga dipaparkan mengenai gejala TBC pada anak dan mengapa hingga saat ini belum ada satu negara pun yang bebas TBC. (*)