Bisakah Penggunaan Empeng Membantu Bayi Mengisap Puting Ibu?

By Avrizella Quenda, Rabu, 5 April 2017 | 09:59 WIB
Bisakah Penggunaan Empeng Membantu Bayi Mengisap Puting Ibu? (Avrizella Quenda)

Nakita.id - Empeng kerap digunakan orang tua untuk menenangkan bayi. Untuk sebagian orang tua, empeng adalah sebuah rahmat dan mereka tidak bisa membayangkan kehidupan tanpa dot. Namun, banyak orang tua yang justru khawatir bahwa penggunaan empeng kemungkinan para orang tua cemas penggunaan empeng mengganggu proses menyusui. 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak merekomendasikan penggunaan empeng dari awal kehidupan bayi agar Ibu bisa mempertahankan ASI eksklusif selama 6 bulan.

Baca juga : Pakai Empeng atau Jangan Ya

Penggunaan empeng tidak berdampak negatif terhadap menyusui ketika Ibu termotivasi untuk menyusui.

Tinjauan Cochrane 2016 dari 3 Uji Acak Terkendali (randomised controlled trials/RCTs) pada topik penggunaan dot tidak mempengaruhi berapa lama Ibu dapat memberikan ASI eksklusif atau hanya sebagian hingga bayi usia 4 bulan.

Uji Acak Terkendali yang dimasukkan dalam tinjauan ini mengacak para ibu yang mengunakan empeng atau tidak menggunakan empeng. Ini bisa membuat kajian ini kurang representatif tentang pilihan yang biasanya dibuat para ibu, ketika mereka memutuskan untuk menggunakan atau tidak menggunakan empeng. 

Selain itu, tidak ada ulasan rinci tentang dampak potensial dari empeng terhadap kesulitan menyusui jangka pendek, misalnya payudara Ibu yang luka atau efek jangka panjang pada kesehatan bayi, misalnya infeksi telinga.

Baca juga : Pro Kontra Empeng

Penggunaan empeng akan menyebabkan gangguan pada bayi prematur untuk bisa mendapat ASI eksklusif.

Tidak jelas apakah hubungan ini sebab-akibat atau sebuah tanda untuk motivasi menyusui yang berkurang. Sebuah tinjauan sistematis 2016 dari 40 kajian (2 Uji Acak Terkendali/RCT dan 38 pengamatan) melihat kaitan antara empeng dan menyusui.

Tak satu pun dari Uji Acak Terkendali dalam tinjauan ini menemukan asosiasi dengan penggunaan empeng dan gangguan menyusui eksklusif, tapi beberapa kajian observasional memang menemukannya. Tinjuan ini menyimpulkan: “Temuan-temuan kami mendukung rekomendasi WHO tentang penggunaan empeng ketika mereka fokus pada risiko menyusui yang buruk sebagai akibat penggunaan empeng.” 

Sebuah kajian Brasil 2016 (yang tidak termasuk dalam tinjauan sistematis ini karena diterbitkan setelah kajian-kajian untuk tinjauan tersebut diperoleh) mendukung kesimpulan-kesimpulan tinjauan sistematis tersebut. Jadi, meskipun kaitan dalam RCT tidak ditemukan, tinjauan-tinjauan observasional dengan tegas menyatakan bahwa penggunaan empeng bisa menjadi faktor risiko untuk penghentian menyusui eksklusif.