Ini Penyebab Bayi Sangat Peka dengan Aroma Tubuh Ibu

By Hilman Hilmansyah, Senin, 10 April 2017 | 23:30 WIB
Indera penciuman bayi sudah terbentuk di dalam kandungan. (Dini Felicitas)

Nakita.id - Indera penciuman bayi ternyata lebih tajam daripada orang dewasa. 

Alan Greene MD, clinical professor of pediatrics dari Stanford University School of Medicine menyebutkan, indera penciuman merupakan indera pertama manusia yang berkembang sejak masa janin. Indera penciuman berkembang pada usia kehamilan 11 hingga 15 minggu. Menurut penulis buku Raising Baby Green ini, di pengujung trimester pertama, calon bayi sudah sanggup mencium aroma makanan yang dikonsumsi sang ibu. Kok bisa? Karena aroma makanan yang Ibu telan bisa menembus cairan ketuban.

Selain itu, bayi ternyata peka dengan aroma berikut:

ASI. Karena ASI dihasilkan oleh Ibu, bayi pun menyukai aroma khasnya. Inilah fakta yang disodorkan  Lise Eliot, PhD, penulis buku What’s Going On in There: How the Brain and  Mind Develop in The First Five Years of Life, yaitu bayi menggunakan indera penciuman untuk mengeskplorasi dunianya. Di minggu pertama, ia mengenal ibunya lantaran aroma khas ASI yang diberikan kepadanya.  Contoh, begitu didekatkan dengan payudara ibunya, si kecil dengan cepat menoleh ke arah puting karena ia menyukai aroma ASI. Inilah yang paling menyenangkan bagi bayi.   

Sebaliknya, bila bayi mengirup aroma yang tak disukai, ia akan memalingkan wajah atau tampak tak peduli terhadap aroma yang diciumnya. Namun sesungguhnya ia menyimpan informasi tentang aroma tersebut pada ingatannya. Riset Developmental and  Behavioral Pediatrics pada 2005 mengungkapkan, setelah mengalami pemeriksaan medis, bayi cenderung lebih mudah ditenangkan dengan mencium aroma ”manis” seperti ASI.  

Aroma tubuh Ibu. Karena sudah berfungsi sejak janin, tak heran setelah si bayi lahir, dalam hitungan jam, ia  mampu mengenali wangi tubuh ibunya. Dengan begitu, ia langsung merasa aman dan nyaman ada dalam dekapan mama.  Hasil penelitian ini telah dipublikasikan melalui jurnal Proceedings of The Royal Society. Pada akhir minggu pertama kehidupan bayi, kemampuan penciumannya semakin berkembang baik. Ia mampu membedakan aroma tubuh ibunya daripada aroma tubuh orang lain.

Penciuman bayi lebih tajam Bayi dilahirkan dengan kepekaan indera penciuman yang lebih kuat ketimbang orang dewasa, karena ini penting untuk kemampuan bertahannya di dunia yang baru.  Salah satunya, kemampuan mengenali aroma ASI yang merupakan sumber nutrisi dan bentuk kasih sayang orang yang melahirkannya.  Stimulasi terhadap indera penciuman bayi dapat dilakukan dengan mengenalkannya pada beragam aroma. Apakah itu aroma  makanan, parfum Ayah,  bedak Ibu, ataupun aroma  pup dan pipisnya.  

Kevin Franks dan Jeffry Isaacson dari University of California, San Diego School of Medicine mengatakan, proses perkembangan indera penciuman bayi pada dasarnya sama dengan cara bayi mengembangkan indera penglihatannya untuk mengenali dunia. Dalam hal ini ada proses yang berlangsung hingga kemampuan organnya  berkembang optimal. 

Proses mencium aroma pada dasarnya dipengaruhi oleh molekul-molekul bau yang terbawa oleh udara yang masuk ke dalam rongga hidung. Informasi tersebut lantas diteruskan ke dasar otak untuk diidentifikasi. Semakin banyak macam aroma yang diidentifi kasi oleh otaknya, semakin baik perkembangan indera penciumannya.

Narasumber: Dewi Romadhona, Psi