10 Cara Mengatasi Kram Perut di Masa Haid

By Soesanti Harini Hartono, Selasa, 18 April 2017 | 08:45 WIB
Kram perut saat haid dapat diatasi dengan sejumlah cara yang aman. (Santi Hartono)

nakita.id.- Menurut American Congress of Obstetricians dan Gynecologists, lebih dari setengah dari perempuan yang mengalami menstruasi melaporkan rasa sakit dari periode kram selama sehari atau dua hari setiap bulan. Kram haid, disebut juga dismenore, biasanya bukan tanda gangguan kesehatan yang serius, tapi cukup mengganggu aktivitas sehari-hari.    Kram perut terjadi ketika zat yang disebut prostaglandin meningkat, yang menyebabkan kontraksi rahim, peradangan, dan rasa sakit. Perubahan pola makan, obat-obatan, akupunktur, dan vitamin sejatinya dapat membantu meringankan kram haid. Latihan otot perut juga dapat membantu mengurangi rasa sakit.  Untuk mengurangi rasa sakit, berikut ada 10 hal yang dapat dilakukan para perempuan;

Baca juga: Tidak Benar Nyeri Haid Hilang Setelah Menikah Waspadai Terjadinya Endometriosis

Mengubah pola makan.

Mengurangi lemak dan meningkatkan sayuran dapat membantu meringankan kram bulanan. "Diet rendah lemak sebenarnya mengurangi tingkat keseluruhan peradangan dalam tubuh," kata Aldo Palmieri MD, Profesor Kebidanan dan Kandungan di UCLA David Geffen School of Medicine di Los Angeles. “Makanan rendah lemak atau diet vegetarian tidak hanya membantu kesehatan secara umum, tetapi memiliki efek tidak langsung pada kram haid.”  American Heart Association (AHA)menyarankan asupan produk rendah lemak sebanyak 25%-35% dari total kalori harian.  

Mengonsumsi obat painkiller yang aman. Tidak semua orang ingin mengonsumsi obat-obatan, tetapi menggunakan secara moderat obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID), seperti ibuprofen atau naproxen, dapat membantu meredakan nyeri haid. Untuk diketahui, kram haid terjadi karena pelepasan hormon yang disebut prostaglandin. Produksi prostaglandin dari NSAID yang lebih rendah dapat mengurangi peradangan secara keseluruhan dan rasa sakit. Namun demikian Palmieri menyarankan kita untuk memastikan NSAID adalah pilihan yang baik terutama jika kita memiliki riwayat perdarahan atau ginjal. Selain itu, pastikan dosisnya tepat dan baca petunjuk dengan seksama sebelum mengonsumsinya.

Mengonsumsi teh herbal.

“Teh herbal dapat membantu meringankan kram menstruasi,” kata Sonya Angelone, RDN, ahli gizi di San Francisco Bay Area. Penelitian telah membuktikan, teh herbal telah digunakan sejak ratusan tahun lalu untuk mengurangi peradangan dan rasa sakit akibat menstruasi. Namun demikian, karena beberapa herbal dapat bertindak sebagai estrogen, tanyakan kepada dokter terlebih dahulu sebelum menggunakan suatu jenis teh herbal, terutama jika kita memiliki riwayat kanker terkait hormon atau mengonsumsi obat pengencer darah.    Salah satu contoh teh herbal yang digunakan untuk meredakan kram perut telah ditemukan oleh para peneliti di University of Maryland Medical Center. Berikut resepnya: rebus 2 sendok teh serutan kulit kayu walnut dalam secangkir air, didihkan selama sekitar 15 menit, dan minum tiga kali sehari. Teh dengan rasa peppermint juga dapat membantu.

Konsumsi minyak ikan dan vitamin B1. Para ilmuwan di Universitas Boulder,Colorado telah melakukan penelitian pada 240 perempuan dengan kram haid dan nyeri lainnya. Para perempuan selama tiga periode haid diminta mengonsumsi 100 miligram (mg)vitamin B1 per hari dan 500 mg sehari dari suplemen minyak ikan. Tiga bulan kemudian, para perempuan ini melaporkan rasa sakit secara signifikan telah berkurang dibandingkan kelompok plasebo. Rasa sakit yang dialami juga tidak berlangsung lebih lama jika mereka mengonsumsi minyak ikan dan vitamin B1. Hasil penelitian ini telah dipublikaksikan pada September 2014 di Global Journal of Health Science.

Mencoba terapi akupunktur.

Akupunktur dapat membantu meringankan kram, kata Jeannie Bianchi, seorang ahli akupunktur berlisensi di San Francisco. "Akupunktur membuat sistem saraf menjadi lebih rileks yang dampaknya menyebabkan  aliran darah lebih kuat ke organ internal. Akupunktur yang diduga memiliki efek anti-inflamasi.”   Pada Januari 2011, seperti termuat di Cochrane Review, para ahli mempelajari efek akupunktur pada periode kram. Mereka membandingkan akupunktur tanpa pengobatan atau pengobatan konvensional (seperti obat anti-inflamasi) pada 673 perempuan. Dan dalam empat penelitian, mereka membandingkan efek akupunktur dibandingkan tidak ada perawatan atau pengobatan konvensional dalam 271 perempuan. Secara keseluruhan, mereka menemukan bahwa kedua akupunktur dan akupresur bisa mengurangi rasa sakit.

Melakukan pijat dengan minyak atsiri.

Menggunakan minyak esensial aromatik tertentu dan pijat juga dapat meredakan nyeri kram menstruasi, demikian menurut sebuah studi yang diterbitkan pada Mei 2012 di Journal of Obstetric and Gynaecology Research. Selama proses penelitian, 48 perempuan dengan keluhan kram haid diberi pijatan di perut mereka dengan menggunakan minyak esensial. Campuran minyak esensial terdiri atas minyak lavender, clary sage, dan marjoram digunakan dalam rasio 2-1-1. Berdasarkan laporan, para peneliti menemukan durasi nyeri berkurang setelah dipijat dengan menggunakan minyak esensial setidaknya dua kali sehari.