Apakah Anak Anda Cukup Tidur?

By Avrizella Quenda, Senin, 24 April 2017 | 11:44 WIB
Apakah Anak Sudah Mendapatkan Tidur yang Cukup? (Avrizella Quenda)

Nakita.id - Beberapa orang tua memiliki anak yang tidurnya berkualitas: jam tidur yang cukup dan tanpa terbangun tengah malam. Namun, beberapa orang tua lain tidak seberuntung itu. Tak peduli jam berapa anak-anak berangkat tidur, mereka selalu terbangun di tengah malam. Terkadang juga, menangis karena mengompol. Kalau sudah begini, orang tua pun tak bisa mendapatkan tidur yang berkualitas. 

Kebutuhan tidur anak pada dasarnya akan berpengaruh terhadap perkembangannya. Jadi, bila tidur anak kurang, tentunya anak juga akan merasa cepat lelah dan rewel sepanjang hari.

Sebuah penelitian di Inggris baru-baru ini menemukan bahwa anak-anak yang tidur kurang dari sepuluh jam di malam hari pada usia tiga tahun memiliki risiko sebesar 45 persen lebih tinggi mengalami obesitas pada usia tujuh tahun, dibandingkan dengan anak-anak yang tidur lebih dari 12 jam tiap malam. Studi juga menunjukkan hubungan antara kurang tidur dan risiko diabetes dan penyakit kardiovaskular (jantung).

(Baca juga : Manfaat Tidur Bagi Anak)

Rakesh Bhattacharjee, sebagai direktur Pediatric Sleep Medicine di MedSleep, Toronto dan lektor di bagian dokter anak, Universitas Chicago mengatakan, “Kami sedang melihat risiko yang lebih tinggi dari gangguan metabolisme mulai awal kehidupan yang dapat diubah.” Ia menambahkan, “Tidur bisa benar-benar berdampak pada perkembangan normal anak, dan ini menjadi perhatian besar untuk dokter anak.”

Tidak cukup tidur juga mengubah sistem kekebalan tubuh, termasuk peningkatan pada peradangan. Ditambah, kurang tidur dikaitkan dengan isu perilaku anak yang mudah tersinggung, hiperaktif, agresi dan kinerja di sekolah yang menurun.

Menurut Rakesh, masalah ini sering muncul pada anak-anak yang memiliki kondisi sleep apnea, gangguan tidur yang melibatkan terganggunya pernapasan, sehingga menyebabkan anak sering terbangun di malam hari dan siklus otak untuk tidur terganggu, walaupun anak tidak terbangun. “Beberapa bukti mengatakan gangguan seperti sleep apnea berdampak pada fungsi kognitif, terutama eksekutif, dan dapat meniru risiko ADHD,” katanya.

(Baca juga : Anak Kurang Tidur)

Orang tua mungkin mengenali tanda-tanda bahwa anak mereka tidak tidur dengan baik di malam sebelumnya, tetapi efek kumulatif justru yang sulit untuk dibaca. “Seorang anak kecil yang sering tidak cukup tidur tampaknya memiliki terlalu banyak energi,” kata Rakesh. Ia mungkin mudah marah dan hiper, yang dapat menyebabkan Anda percaya ia tidak merasa lelah dan menunda untuk menidurkan anak.

Apakah Ada Masalah?

Gangguan tidur bisa jadi bagian normal dari masa kanak-kanak, tapi kadang-kadang ada masalah mendasar yang dapat diselesaikan. Jika anak mendengkur setiap malam, misalnya, dan tampaknya lelah, itu bisa menjadi tanda sleep apnea. Jika anak mengalami mimpi buruk tiba-tiba dan berlanjut selama berminggu-minggu, mungkin ini bisa disebabkan dari kejadian 1 hari yang ia lakukan atau paparan perangkat elektronik yang ia tonton. Faktanya, anak-anak tidak bisa membedakan fantasi dari kenyataan sampai sekitar usia tujuh tahun. Dokter mungkin menyarankan beberapa hal untuk Ibu coba di rumah, atau merekomendasikan kepada spesialis tidur untuk membantu Ibu sampai ke akar masalah.

(Baca juga : Jam Berapa Idealnya Anak Tidur Pada Malam Hari)