Riset: Jangan Remehkan Gigi Crossbite pada Anak

By Avrizella Quenda, Senin, 24 April 2017 | 11:35 WIB
Gigi Crossbite Pada Anak Berisiko Tinggi Terkena Kanker, Diabetes dan Penyakit Jantung (Avrizella Quenda)

Nakita.id - Apakah struktur gigi anak Ibu sudah normal dan sehat? Jika belum, mungkin saja anak mengalami kondisi gigi crossbite, atau ketika satu atau lebih gigi atas menggigit di bagian dalam gigi bawah. Meskipun kondisi ini bisa diperbaiki di dokter gigi, penelitian baru menunjukkan hal itu bisa menjadi tanda kematian dini.

Kondisi struktur gigi yang tidak normal pada anak biasanya akan berdampak dari cara menggigit ketika makan dan ini akan menjadi kebiasaan sejak kecil. Hal ini, menurut penelitian, juga menunjukkan stres anak di kehidupan awal. Penelitian telah berulang kali menunjukkan bahwa ini membuat anak-anak lebih rentan terhadap diabetes, penyakit jantung dan kanker di kemudian hari.

(Baca juga : 5 Kesalahan yang Menyebabkan Gigi Anak Hitam dan Rusak)

Berat badan lahir yang rendah telah lama dianggap sebagai cara terbaik untuk mengidentifikasi stres bayi di kehidupan awal. Ini adalah tanda gizi buruk di dalam rahim. Hal ini juga dapat menunjukkan masalah kesehatan atau penyalahgunaan zat pada ibu, faktor genetik, dan masalah dengan plasenta.

Akibatnya, beberapa bayi dapat sakit pada hari-hari pertama kehidupan atau menderita berbagai infeksi. Anak juga rentan terhadap penyakit kronis saat tumbuh dewasa. Yang lain mungkin menderita masalah jangka panjang seperti perkembangan motorik dan sosial yang tertunda atau ketidakmampuan belajar. Tapi ini hanya penanda harapan hidup sampai kelahiran, sekitar 280 hari setelah hari pertama kelahiran bayi.

(Baca juga : 6 Hal Aneh yang Terjadi Pada Gigi Anak)

Para peneliti University of Washington yakin bahwa crossbite - yang disebabkan rahang tak sejajar - mungkin menjadi ukuran yang jauh lebih akurat. Kepala peneliti Dr Philippe Hujoel mengatakan, ”Struktur asimetri dalam tengkorak dan gigi telah digunakan selama puluhan tahun oleh antropolog untuk menandai stres akibat lingkungan, tetapi jarang digunakan dalam populasi hidup. Asimetris wajah yang lebih rendah seperti itu bisa dinilai dengan melihat bentuk gigitan pada gigi permanen.”

Setelah menganalisis data dari 6.654 anak-anak, para peneliti menemukan bahwa satu dari empat anak memiliki struktur asimetri tersebut. Namun, mereka harus menggunakan data dari 1970-an karena sebelumnya survei AS mengabaikan nilai asimetri wajah ini.

Baca juga : Gigi Anak Grepes)