Nakita.id - Kebiasaan menunda-nunda tidak terbatas pada kelompok usia tertentu. Ibu mungkin bukan orang yang suka menunda-nunda pekerjaan, tapi bukan berarti anak Ibu tidak akan punya kebiasaan itu. Ada banyak anak yang senang menunda mengerjakan pekerjaan sekolah agar bisa bermain video game.
Riset menunjukkan bahwa orang yang dikategorikan sebagai penunda kronis menggunakan kebiasaan ini sebagai cara untuk mengatasi stres. Apa pun yang mereka abaikan sepertinya sesuatu yang besar. Kesulitan yang paling nyata bagi para penunda kronis adalah proyek atau penugasan tidak akan lenyap begitu saja, mereka hanya menundanya.
(Baca juga : Anak Malas Belajar)
Berlawanan dengan kepercayaan populer, tidak selalu konsekuensi negatif menjadi dampak dari penundaan. Misalnya, jika anak mengabaikan tugas rumah yang telah diberikan dan orang lain tanpa sadar melakukan tugas itu, tampaknya hal ini untuk menghargai penundaannya.
Penundaan dapat mempengaruhi hubungan dan kinerja anak di sekolah. Hal ini dapat mengakibatkan dampak negatif yang mampu mempengaruhi kesehatan karena stres. Untuk para orang tua, kini kita dapat membantu anak yang sering menunda-nunda sesuatu hal.
(Baca juga : Perilaku Orangtua yang Kerap Ditiru Anak)
Banyak penundaan terjadi ketika anak memiliki tugas yang tampaknya terlalu sulit untuk dikerjakan. Saat itulah, Ibu dapat membantu anak dalam memecahkan masalah. Tindakan ini membuatnya sebagai pengingat bahwa anak harus efektif dalam mencapai sebuah tujuan secara spesifik, dapat dicapai & terukur. Bekerja samalah Ibu dengan anak dengan sedikit hadiah kecil tiap kali anak berhasil mencapai tujuannya.
Mulai sekarang, menunggu tidak akan membuat segala hal terasa lebih mudah atau lebih menyenangkan. Bantu anak memahami bahwa melakukan suatu hal saat ini juga tanpa perlu menunda berarti anak akan lebih punya banyak waktu luang nantinya. Terapkan saat ini juga, Bu, agar kebiasaan ini tak dilakukan dalam jangka waktu lama dan tentunya anak akan lebih sulit melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.
(Baca juga : 4 Masalah Anak Sekolah Dasar)