Orangtua Perlu Tahu Sindrom Kepala Datar pada Bayi

By Avrizella Quenda, Minggu, 30 April 2017 | 10:41 WIB
Orangtua Perlu Tahu Sindrom Kepala Datar Pada Bayi (Avrizella Quenda)

Nakita.id - Para ahli merekomendasikan bayi untuk tidur telentang sebagai posisi tidur teraman untuk mencegah sindrom kematian bayi mendadak (SIDS). Namun, ada satu kelemahan pada posisi tidur ini, yaitu risiko sindrom kepala datar atau plagiocephaly. Seberapa buruk kondisi kepala datar pada bayi?

Sindrom kepala datar terjadi saat bayi baru lahir yang masih memiliki tulang tengkorak yang “empuk” lalu berbaring telentang untuk waktu yang cukup lama sehingga kepalanya tidak terbentuk dengan benar. Selain posisi tidur, sindrom kepala datar juga terjadi saat kepala bayi tetap rata ketika diletakkan di jok mobil, kereta bayi dan gendongan bayi. Beberapa bayi mengalami sindrom kepala datar bahkan sebelum kelahiran, terutama di antara kehamilan jamak karena karena bayi-bayi bersempit-sempitan di dalam rahim, menurut Kids Health.

(Baca juga: Bentuk Kepala Datar Membuat Bayi Terlambat Berkembang)

Kekhawatiran orangtua bisa dipahami karena bentuk kepala datar pada anak tidak sedap dipandang. Sebagian besar lebih mencemaskan masalah estetika atau kosmetik ketimbang masalah perkembangan otak serius Dalam beberapa kasus ekstrem, sindrom ini dapat menimbulkan masalah kesehatan, menurut Daily Record.

"Plagiocephaly dapat menyebabkan masalah oftalmologis (pada organ mata)," kata seorang dokter anak, Dr. Maidenberg kepada media berita tersebut. "Bayi mungkin akan mengalami masalah rahang dan memiliki risiko terkena semacam infeksi telinga bernama glue ear yang lebih tinggi."

(Baca juga: Mengenal Plagiocephaly, Kepala Peyang pada Bayi)

Bayi dengan sindrom kepala datar dibuatkan sebuah helm khusus untuk memastikan pembentukan asimetris terhadap kepala kecilnya. Dalam kasus ekstrem, bayi mungkin perlu menjalani craniosynostosis untuk menyatukan tengkorak melalui jahitan kranial. Orangtua dapat menghindari solusi ini dengan melakukan tindakan pencegahan yang mudah.

Orangtua bisa mengganti posisi tidur bayi, terutama di beberapa bulan pertama. Biarkan bayi tidur tengkurap selama satu jam, asalkan Ibu dan Ayah tetap waspada terhadap kondisi terburuk, seperti mati lemas.

Ibu atau Ayah juga bisa memvariasikan posisi bayi sambil memindahkan tubuhnya ke samping atau tengkurap. Orangtua juga bisa meletakkan bayi di pangkuan mereka beberapa menit setelah mengusap dan memijat punggung, sesuai dengan rekomendasi Murdoch's Children Research Institute. Tetapi ingat, jangan lakukan ini saat bayi baru saja habis menyusu atau habis makan.

(Baca juga : Bahaya SIDS, Sindrom Kematian Mendadak Pada bayi)

Untuk mendorong pergerakan kepala, berikan anak mainan berwarna cerah di atas kepala bayi saat bermain. Hal ini mendorong anak punya keinginan menggeser kepalanya sekaligus mendorong koordinasi gerakan mata. Ibu dan Ayah sebaiknya lebih banyak mempelajari solusi untuk menghindari sindrom kepala datar pada bayi seperti video di bawah ini.