Riset: Anak Perempuan Rentan Alami Autisme Jika Neneknya Merokok Sewaktu Mengandung Orangtuanya Dulu

By Avrizella Quenda, Selasa, 9 Mei 2017 | 01:41 WIB
Anak Perempuan Rentan Mengalami Autis Akibat Paparan Asap Rokok Anggota Keluarganya (Avrizella Quenda)

Nakita.id - Penelitian terbaru mengungkapkan, cucu-cucu perempuan dari nenek yang merokok saat mengandung orangtuanya dulu lebih rentan memiliki gejala autisme. Risiko mengalami gangguan spektrum autisme (ASD) ini 53 persen lebih tinggi daripada cucu-cucu perempuan dari nenek yang bukan perokok, demikian menurut penelitian.

Anak-anak perempuan itu pun punya  kecenderungan lebih tinggi sebanyak 67 persen untuk menampilkan keterampilan sosial yang buruk dan perilaku yang berulang-ulang. Rupanya, paparan rokok di dalam rahim menyebabkan perubahan pada kondisi sel telur perempuan yang kemudian memengaruhi perkembangan anak-anak hingga cucunya di masa depan.

(Baca juga: Heboh, Foto Janin yang Menderita karena Ibunya Merokok)

Namun para ilmuwan mengatakan bahwa penelitian lebih lanjut sangat diperlukan untuk mengetahui alasan mengapa interaksi sosial anak terpengaruh, dan untuk melihat apakah anak laki-laki juga memiliki risiko yang sama.

Hasil studi tentang ibu hamil yang merokok dan ASD sebelum ini memang tidak begitu meyakinkan. Namun, bukti baru dari penelitian yang dilakukan tim dari Universitas Bristol, Inggris telah mengubahnya. Lebih dari 14.500 responden dilibatkan dalam penelitian jangka panjang mengenai efek merokok pada kehamilan yang sudah dipublikasikan di Scientific Reports. Penulisnya, Profesor Jean Golding mengatakan, "Kita sudah tahu bahwa melindungi bayi dari asap tembakau adalah salah satu hal terbaik yang dapat dilakukan seorang perempuan untuk memberi anaknya awal yang sehat dalam kehidupan.”

(Baca juga: Suka Merokok di Dalam Rumah, Ini Bahayanya)

"Sekarang kita telah menemukan bahwa tidak merokok selama kehamilan juga bisa memberi anak-cucu kita masa depan dengan awal yang lebih baik." Jean menambahkan bahwa mereka telah mulai mempelajari peserta generasi berikutnya, yang mungkin menunjukkan apakah ada pengaruhnya lagi terhadap lapisan keluarga lain.

Profesor Marcus Pembrey, yang terlibat dalam penelitian ini, menambahkan, "Dalam hal mekanisme, ada dua kemungkinan besar. Ada kerusakan DNA yang ditularkan ke cucu atau ada beberapa respons adaptif terhadap merokok yang membuat cucu lebih rentan terhadap ASD.”

(Baca juga: Waspada, Asap Rokok Meningkatkan Risiko Kematian Mendadak pada Bayi)

Namun, ia mengatakan tidak ada penjelasan lebih rinci untuk perbedaan jenis kelamin, dan diperlukan lebih banyak penelitian untuk mengkonfirmasi efeknya. Marcus menunjuk sebuah penelitian yang sebelumnya ia kerjakan karena menemukan bahwa ibu hamil yang merokok dikaitkan dengan pola pertumbuhan cucu dan cucu perempuan yang berbeda.

Merokok diketahui merusak DNA yang terdapat di mitokondria, yang terdapat di setiap sel, termasuk sel telur ibu. Mutasi sering tidak memiliki pengaruh yang mencolok pada ibu itu sendiri, namun dampaknya dapat meningkat saat diturunkan ke anak-anak perempuannya sendiri.

Diperkirakan, sekitar 1 dari 100 orang di Inggris memiliki ASD. Dari jumlah itu, lebih banyak anak laki-laki yang terdiagnosis ASD daripada anak perempuan. ASD tidak bisa disembuhkan, tapi terapi bicara dan sejumlah intervensi lain tersedia untuk membantu anak-anak dan orangtua yang menderita autisme sejak dini.