Penderita Cerebral Palsy Ini Bisa Berjalan untuk Pertama Kalinya Setelah Operasi Tulang Belakang

By Avrizella Quenda, Selasa, 9 Mei 2017 | 03:31 WIB
Balita Penderita Cerebral Palsy Ini Bisa Berjalan untuk Pertama Kalinya Setelah Operasi (Avrizella Quenda)

Nakita.id - Bhoomi Manjunatha lahir dengan kondisi cerebral palsy, di mana dokter memperingatkan bahwa ia tidak mungkin bisa berjalan. Sekarang, setelah menginjak usia lima tahun, gadis kecil asal Ohio ini mengandalkan alat bantu jalan atau kursi roda untuk bergerak.

Dokter bedah di Rumah Sakit Anak Nasional terbaik di negara ini melihat hal-hal yang berbeda, dan mengatakan bahwa mereka telah merancang sebuah operasi yang dapat membantu Bhoomi berjalan. Ia menjalani prosedur langka dan kompleks di bagian tulang belakangnya pada bulan November, diikuti oleh terapi fisik yang ketat.

(Baca juga : Usia 10 Tahun Ihsan Baru Bisa Berdiri, "Saya Senang Atas Perkembangan Ini," Kata Sang Ayah)

Enam bulan kemudian, ia belajar berdiri di atas kedua kakinya sendiri, berjalan tanpa apa-apa selain sepasang tongkat penyangga ketiak yang ringan. Para ahli percaya bahwa, dengan terapi fisik lanjutan, Bhoomi tidak perlu menggunakan kursi roda lagi. Bhoomi lahir dengan cerebral palsy dan spasticity, sebuah kondisi dimana otot-otot tertentu berkontraksi terus-menerus.

Kondisi spasticity mempengaruhi lebih dari 12 juta orang di seluruh dunia, termasuk 80 persen orang penderita cerebral palsy. Kelainan ini telah membatasi ruang gerak Bhoomi dan harus menggunakan kursi roda, dengan sesekali menggunakan alat bantu jalan.

Ketika dokter di Rumah Sakit Anak Nasional di Columbus, Ohio mendengar ceritanya, mereka memberi tahu orang tuanya bahwa mereka dapat membantunya menjalani prosedur yang hanya bisa dilakukan oleh beberapa ahli bedah di dunia. Operasi ini dikenal sebagai rhizotomy dorsal selektif dan dilakukan pada sumsum tulang belakang bagian bawah.

(Baca juga : Penyebab, Gejala dan Pengobatan Kebutaan pada Anak)

Saraf-saraf tulang belakang dipisahkan, kemudian diidentifikasi melalui stimulasi listrik. Saraf yang menyebabkan terlalu banyak otot, yang merupakan kondisi cerebral palsy dan spasticity, kemudian dipotong.

Pada bulan November, tim bedah menentukan akar yang tidak normal dan membagi sekitar 60 persen rangsangan untuk mencegah pengetatan dan kekakuan yang dialami Bhoomi dan operasinya berjalan dengan baik. Salah satu ahli bedah mengatakan, "Anak itu memiliki lebih dari enam bulan untuk bekerja keras dalam melakukan terapi fisik."

Bhoomi telah menjalani perawatan rawat inap bulanan, terapi fisik rawat jalan dan terapi okupasional untuk memperkuat otot-ototnya sehingga ia dapat memanfaatkan kemampuan gerak barunya. "Ia sangat senang dengan operasi ini karena menganggap ini akan menjadi luka ajaib dan ia akan baik-baik saja, tapi butuh banyak usaha darinya untuk mendapatkan posisi seperti sekarang," ungkap ibunya, Sushma.

Empat bulan sejak operasi, dokter mengatakan Bhoomi terus mengalami kemajuan. Ia turun dari kursi rodanya dan sekarang menggunakan tongkat penyangga ketiak untuk membantunya bergerak. Langkah selanjutnya adalah agar Bhoomi bisa meluruskan kakinya dan bisa menopang otot bagian atasnya.

(Baca juga : Kapan Anak Dikategorikan Terlambat Berjalan? Lihat Kriterianya Di Sini)

Dr Leonard memprediksi postur tubuhnya akan membaik dan ia memerlukan prosedur ortopedi yang lebih sedikit di masa depan. Ia menjelaskan bahwa Bhoomi adalah anak yang cerdas dan energik yang terlihat dari senyumannya. Ia termotivasi dan melakukan semua yang diminta terapis kepadanya, bekerja sangat keras dalam rehabilitasi. Bhoomi menghadapi berbagai perawatan, operasi dan terapi dengan cara yang positif.