Nakita.id - Apakah anak Ibu kelebihan berat badan? Anak-anak obesitas empat kali lebih berisiko mengalami diabetes tipe 2 daripada teman sebayanya yang memiliki berat badan sehat. Data di Inggris misalnya, menunjukkan hampir 370.000 anak berusia 2 sampai 15 menderita diabetes tipe 2.
Anak yang kelebihan berat badan akan mengalami lebih banyak masalah di masa depan, seperti misalnya tumbuh dewasa menjadi gemuk dan berisiko terhadap tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, penyakit jantung, gangguan pernapasan termasuk apnea tidur dan asma, masalah sendi dan ketidaknyamanan muskuloskeletal, penyakit hati berlemak, batu empedu, sakit maag dan beberapa jenis kanker.
(Baca juga : Banyak Orangtua Tak Sadar Anaknya Obesitas)
Anak juga cenderung memiliki masalah psikososial, termasuk depresi dan rendahnya harga diri. Untuk itu, dukung agar anak bisa menurunkan berat tubuhnya dengan mengadakan rencana diet sehat. Inilah tujuh tip untuk menurunkan berat badan secara sehat pada anak-anak:
- Tetapkan tujuan yang realistis. Anak-anak membutuhkan makanan yang dikemas dengan nutrisi untuk tubuh dan otaknya, jadi pastikan anak mendapatkan setidaknya 1.800 hingga 2.200 kalori per hari, tergantung pada jenis kelamin anak, di mana anak laki-laki membutuhkan lebih banyak kalori. Banyak anak kehilangan berat badan berlebih saat ia tumbuh lebih tinggi antara usia 10 dan 15 tahun. Targetkan agar anak bisa menurunkan 1 kg hingga 2 kg dalam sebulan.
- Biarkan anak aktif bergerak. Berjalan, bermain, olahraga atau hanya berdiri di sekitar rumah dapat membakar kalori jauh lebih banyak daripada duduk membungkuk dengan smartphone-nya. Berjalan, bersepeda, berenang atau bermain olahraga secara aktif selama satu jam sehari adalah suatu keharusan bagi anak yang sehat. Biasakan cara ini hingga ia tumbuh remaja agar terbiasa menerapkan gaya hidup sehat dalam kehidupan jangka panjang.
(Baca juga : Waspadai, Obesitas Pada Anak)
- Berikan makanan segar. Dorong anak-anak untuk mengonsumsi makanan rumahan dan sebisa mungkin kurangi camilan kecuali buah segar, susu, yoghurt tanpa pemanis. Konsumsilah makanan utuh seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Berikan pula makanan yang mengandung kalori rendah dan mengandung protein, serat, mineral dan vitamin tinggi.
- Hindari makanan ringan kemasan. Makanan ringan mengandung lemak tidak sehat dan rendah lemak, garam dan gula. Kadar lemak rendah, misalnya, satu porsi keripik (10 buah) memiliki sekitar 150 kalori, chips memiliki 75 sampai 100 kalori. Anak butuh berjalan kaki sejauh 2 km untuk membakar 75 kalori!
- Minumlah air mineral teratur. Sering merasa haus pada anak dianggap sebagai kelaparan, jadi anak-anak lebih memilih makan saat ia merasa kehausan. Anak harus terbiasa mandi agar tetap terhidrasi. Bahkan jus tanpa gula tambahan mengandung kalori tinggi, dari gula alami yang ditemukan dalam buah. Jus tanpa pemanis setidaknya memiliki dua kali lipat kalori yang bisa didapat dari keseluruhan buah, yang juga disertai dengan serat makanan yang membuat rasa lapar lebih rendah, sehingga membuat si kecil merasa kenyang lebih lama.
- Jangan hentikan makanan pencuci mulut. Anak-anak yang ingin menurunkan berat badan harus mengurangi junk food dan makanan manis seperti es krim. Kurangi porsi dan biarkan anak mendapatkan makanan favoritnya seminggu sekali atau dua kali sebagai hadiah karena telah mengikuti rencana makanan sehat.
(Baca juga : Anak Jarang Tidur Siang. Waspada Obesitas Pada Anak)
- Anak akan menurut orangtua yang memberi contoh. Kebiasaan makan terbentuk di rumah, sehingga seluruh keluarga harus menerapkan kebiasaan makan sehat dan menjadi lebih aktif membantu anak menurunkan berat badan. Ibu tidak bisa mengharapkan anak mengunyah sayuran sambil bermain jika Ibu sendiri menghabiskan ayam goreng selama akhir pekan.
Anak-anak harus belajar makan saat ia merasa lapar dan bukan hanya karena ada makanan disekitarnya. Ganti junk food di rumah dengan camilan sehat, seperti kacang-kacangan, biji-bijian dan buah untuk mencegah keinginan anak makan 'enak'. Berhenti ngemil dan makan di depan laptop atau TV, karena makan tanpa berpikir biasanya berakibat terlalu banyak makan.