Cara Menjadi Orangtua yang Suportif Bagi Anak

By Ida Rosdalina, Sabtu, 27 Mei 2017 | 07:15 WIB
Cara Menjadi Orangtua yang Suportif Bagi Anak (Ida Rosdalina)

Nakita.id - Menjadi sosok orang tua dambaan anak-anak tidak semudah yang kita kira. Kadang, Ayah dan Ibu masih saja melakukan hal yang secara tidak sengaja atau disengaja telah melukai perasaan si kecil.

Menurut psikolog, berbicara dengan anak, menghabiskan waktu bersama dan memahami diri anak adalah beberapa langkah penting dalam membangun hubungan yang lebih kuat dengan anak-anak, sehingga nantinya anak akan lebih terbuka untuk berbagi masalah dengan Ayah dan Ibu.

Dr Thomas Lee, direktur medis dan konsultan psikiater di The Resilienz Clinic, mengatakan bahwa anak-anak pada usia 12 tahun dan di bawah masih berkembang secara emosional dan mental. "Mereka tidak tahu bagaimana cara membicarakan perasaan mereka," ungkap Thomas.

(Baca juga : Ini Bekal Penting untuk Menjadi Orangtua Baru)

Pamela See, seorang psikolog pendidikan dan pengembangan dari Th!nk Psychological Services, mengatakan: "Jika orang tua memberi semangat dan mengizinkan komunikasi terbuka, anak-anak akan berbagi kesulitan mereka dengan orang tua karena mengetahui bahwa mereka akan mendapat dukungan."

Parenting coach Cheren Kwong percaya bahwa orang tua harus menghabiskan waktu berkualitas dengan anak-anak mereka, bukannya terlalu asyik bekerja atau dengan telepon genggamnya. Psikolog Daniel Koh dari Insights Mind Centre menjelaskan bahwa komunikasi dengan anak-anak harus melampaui apa yang dianggap orang tua "penting", seperti mengerjakan pekerjaan rumah atau revisi hasil tes.

Orang tua harus menunjukkan ketertarikan pada kehidupan anak-anak di luar rumah, bagaimana anak mengikuti pelajaran saat di sekolah, kata penasihat Madelin Tay, dari Family Central. "Jika kita berfokus hanya pada aspek akademis, anak-anak akan merasa diterima hanya jika mereka telah mengukur atau mencapai pencapaiannya. Anak-anak ingin tahu bahwa apakah mereka diterima tanpa syarat atau tidak," tambahnya.

(Baca juga : Agar Mama Papa Siap Jadi Orangtua)

Bimal Rai, seorang psikolog pendidikan dari Reach Therapy Services, mengatakan: "Orang tua perlu mengatur harapan mereka dan memperhatikan apa yang mereka sampaikan kepada anak-anak. Saat ini, pesan yang tampaknya sering disampaikan orang tua pada anak ialah agar anak dapat melakukan ujian sekolah dengan nilai baik.

Sebagai gantinya, fokuslah membantu anak-anak menjadi lebih tangguh saat ia mengalami kegagalan dan berilah dukungan tanpa syarat. Karena pada umumnya, orang tua hanya fokus pada kesuksesan anak tanpa berpikir bahwa anak bisa saja mengalami gagal dan kegagalan adalah proses pembelajaran yang positif.

Mr Brian Poh, seorang psikolog klinis dari departemen kejiwaan anak dan remaja di Institute of Mental Health mengatakan, daripada terlalu fokus pada hasil, lebih baik memuji anak-anak karena usahanya dalam menyelesaikan pekerjaan rumah atau telah mencoba yang terbaik. Orang tua dan pendidik juga bisa mengajari anak bagaimana mengatasi tekanan akademis, seperti menetapkan tujuan dan waktu pengelolaan.

(Baca juga : Ini Cara Agar Anak Patuh pada Orangtua)

Ibu Lena Teo, wakil direktur terapi dan layanan kesehatan mental di Children-At-Risk Empowerment Association Singapore, mendesak orang tua untuk memahami kemampuan anak-anak mereka dengan lebih baik: "Setiap anak memiliki jenis kecerdasan yang berbeda. Ada yang cerdas secara akademis, ada yang lebih baik dengan olahraga atau musik, sementara yang lainnya terlambat berkembang." Yang paling penting adalah orang tua selalu berada di saat anak membutuhkan dukungan, terutama saat ia menghadapi kegagalan.