Alasan Anak Dilarang Bermain Menggunakan Pistol-pistolan Air

By Ida Rosdalina, Minggu, 28 Mei 2017 | 07:30 WIB
Alasan Anak Dilarang Bermain Menggunakan Pistol-pistolan Air (Ida Rosdalina)

Nakita.id - Anak-anak senang bermain versi mainan benda-benda nyata, seperti mobil-mobilan, pesawat terbang, dan juga pistol-pistolan. Mereka boleh memainkan apa saja, kecuali pistol-pistolan atau senjata mainan, bahkan ketika pistol itu hanya berisi air. Mengapa? 

Larangan pistol air ini lebih berkaitan dengan keyakinannya bahwa “senjata bukan mainan”. Mungkin pistol air terlihat menyenangkan. Anak-anak menembakkan pistol itu ke temannya, yang terkena tembakan kemudian basah kuyup. Namun, dampaknya di kemudian hari ternyata sama sekali tidak lucu. Kita tidak ingin membuat kenangan anak-anak lekat dengan sebuah objek yang terinspirasi oleh sesuatu yang membunuh anak-anak setiap hari. 

(Baca juga : Serunya Bermain Pistol-Pistolan)

Anak-anak perlu belajar bahwa senjata bukan mainan. Tak boleh main-main dengan topik serius semacam ini dan masalahnya bukan pada apakah itu pistol mainan atau pistol semiotomatis — sebuah senjata bukan bahan untuk tertawa. 

Setiap hari di Amerika Serikat, 48 anak-anak dan remaja tertembak, entah secara sengaja atau pun tidak. Kita mengajarkan kepada anak-anak bahwa senjata itu berbahaya, jangan pernah menyentuh salah satunya jika kamu melihatnya, dan laporkan kepada orang dewasa segera jika kamu melihat pistol di sekolah. Pada saat yang bersamaan, kita membuat mereka memuja berbagai versi objek ini 

Jika seorang anak sudah terbiasa dan nyaman bermain pistol mainan, anak juga terbiasa untuk melakukan hal yang sama, padahal benda yang dipegangnya bukanlah sebuah mainan. Mungkin saja seperti pedang atau tongkat mainan. "Mainan" ini juga mengirim pesan yang paling penting: senjata bukanlah lelucon. Meski tidak berbahaya dan dalam bentuk plastik, mainan juga dapat menyebabkan kecelakaan.

(Baca juga : Anak Bermain Kotor Lebih Sehat, Apa Alasannya)

Seperti dilansir dari Detik.com pada Senin (26/12/2016), seorang remaja berusia 14 tahun bernama Muhammad Alif tewas tertembak pistol milik ayahnya, Aiptu Tengku. Sang ayah lupa mengambil pistolnya yang sebelumnya diletakkan di atas lemari di kamarnya. Alif kemudian menemukan pistol tersebut dan memainkannya di ruang tamu. Tiba-tiba terdengar suara letusan dari pistol tersebut yang diketahui menembus dada kiri Alif dan kaca jendela rumahnya.  

“Mainan-mainan” semacam ini juga memberikan banyak pesan yang bercampur dan justru mengaburkan satu pesan pentin: bahwa senjata bukan bahan bercanda. Ini adalah senjata-senjata yang bisa mengakhiri hidup banyak orang. Seberapa pun besarnya keinginan kita mengajarkan anak-anak tentang pengendalian senjata dan keselamatan diri, begitu kita mengizinkan mereka berlarian dengan versi mainan untuk menembak teman-teman mereka, kita akan bertentangan dengan diri sendiri.

Pistol air yang populer juga meremehkan situasi yang sangat serius. Ada beberapa anak yang tidak pernah tersenyum lagi — semua karena seseorang memegang senjata. Pada saat yang bersamaan, kita memiliki anak-anak yang bermain dan tertawa-tawa dengan pistol yang bisa membunuh anak lain. Ini sama sekali tidak benar. Mulai sekarang, sebaiknya jangan pernah membelikan pistol-pistolan sebagai mainan anak.