Pola Asuh Tepat Bagi Si Bungsu Agar Tidak Manja dan Jadi Anak Kesayangan

By Dini Felicitas, Senin, 29 Mei 2017 | 04:50 WIB
Anak bungsu yang cenderung dimanja akan membuat mereka tak mengenali apa yang jadi kekuatan mereka. (Dini Felicitas)

Nakita.id – Anak yang lahir terakhir memang cenderung ingin berkompetisi dengan sang kakak. Hal ini dilakukan dengan cara mencuri perhatian Ayah dan Ibu dari kakak-kakak mereka.

Kondisi ini membuat anak kerap kali melakukan tangisan manipulatif, artinya ia hanya menangis atau rewel untuk mencari perhatian semata. Maka, Ibu dan Ayah perlu melakukan pola asuh yang tepat bagi si bungsu (baca juga: 7 Tanda Anak Sedang Memanipulasi Orangtuanya).

Banyak orangtua yang tidak memperlakukan semua anaknya dengan sama. Misalnya saat sang kakak bermain di taman, Ibu cenderung melarang si bungsu untuk bermain dengan alasan tak aman.

Meri Wallace, seorang terapis anak dan keluarga sekaligus penulis buku Birth Order Blues, mengungkapkan anak bungsu perlu ikut disertakan agar ikut menjadi bagian dari keluarga. “Ibu harus memastikan anak juga mendapatkan hal yang sama agar stimulus yang diberikan juga sama,” ujarnya.

Justru, anak bungsu perlu banyak dilibatkan agar ia lebih banyak belajar. Misalnya saat membereskan mainan, jangan hanya menyuruh si kakak untuk berberes. Libatkan pula si adik agar ia paham mengenai kedisiplinan bahwa sehabis bermain harus membereskan mainannya sendiri.

Anak bungsu yang cenderung dimanja akan membuat mereka tak mengenali apa yang jadi kekuatan mereka. Kondisi ini jika dibiarkan akan membuat si kecil jadi minder dan tidak mau berusaha menjadi lebih baik.

Seorang psikolog Kevin Leman dalam bukunya The Birth Order Book: Why You Are the Way You Are mengungkapkan, orangtua perlu memberikan dorongan dan stimulus pada anak untuk menggali apa yang mereka bisa. Ingat, setiap anak punya keunikannya sendiri.

Bantu si kecil untuk menggali apa yang mereka punya, dan bantu mereka untuk melatih kemampuan tersebut. Memberikan mereka tanggungjawab tertentu juga jadi cara sederhana untuk menstimulus kemampuan atau talenta yang berada dalam dirinya.

Ibu juga perlu mengenali bagaimana karakter yang dimiliki anak. Banyak orangtua yang tak memahami cara berkomunikasi yang tepat. Misalnya pada anak yang sensitif, komunikasi yang halus dan terbuka jadi cara tepat untuknya memahami sesuatu.

Dalam buku The Birth Order Effect karangan Cliff Isaacson dan Kris Radish, diungkapkan bahwa anak bungsu cenderung egois dan ingin menjadi pusat perhatian. Maka, orangtua sebaiknya membuka jalur komunikasi yang tepat agar saat ia marah atau rewel tidak berkelanjutan yang menyebabkan rusaknya komunikasi orangtua dan anak.