Riset: Menyusui Lebih Lama Bisa Menurunkan Risiko Kanker Ovarium

By Ida Rosdalina, Rabu, 31 Mei 2017 | 09:00 WIB
Benarkah Menyusui Kurangi Risiko Autisme? (Avrizella Quenda)

Nakita.id - Dampak  tidak menyusui terhadap kesehatan para ibu masih terus diteliti. Organisasi kesehatan dari seluruh dunia merekomendasikan bayi disusui secara eksklusif selama sekitar enam bulan pertama. Setelah itu, menyusui dapat berlanjut bersamaan dengan makanan pendamping ASI atau makanan padat setidaknya selama satu tahun atau selama keinginan ibu dan anak.

Rekomendasi ini didasarkan pada bukti ilmiah terbaik dan dukungan ibu menyusui untuk kesehatan optimal bagi bayi dan ibu. Diduga, semakin sedikit waktu ibu menyusui, semakin tinggi risikonya terhadap kesehatan. Misalnya, ibu yang tidak menyusui lebih berisiko mengidap kanker ovarium.

Berikut tiga fakta tentang kanker ovarium dan menyusui:

(Baca juga : 6 Alasan Ibu Tidak Memberikan ASI Eksklusif)

# 1: Ibu yang Tidak Menyusui Dapat Meningkatkan Risiko Kanker Ovarium

Ilmu pengetahuan tidak sepenuhnya yakin apa yang menyebabkan kanker ovarium, tapi terdapat satu teori yang disebut "ovulasi gencar". Ini berarti perempuan yang terus-menerus berovulasi sepanjang hidupnya tanpa jeda berisiko tinggi terkena kanker ovarium. Jeda ovulasi akan terjadi jika seorang ibu hamil, menyusui, atau menggunakan kontrasepsi.

Tinjauan sistematis adalah bukti ilmiah dengan kualitas terbaik yang dimiliki para peneliti. Penelitian terbaru menunjukkan semakin lama pemberian ASI oleh ibu, semakin rendah risiko kanker ovariumnya. Atau dengan kata lain, Ibu yang tidak menyusui meningkatkan risiko kanker ovarium sebesar 43%.

# 2: Durasi Total Menyusui Penting

Penelitian yang melihat durasi menyusui dan hasil kesehatan telah menemukan bahwa durasi menyusui yang lebih rendah dihadapkan pada risiko yang, semakin tinggi dalam kesehatan. Misalnya, satu studi tentang menyusui dan kanker ovarium menemukan bahwa perempuan yang menyusui lebih lama dari 13 bulan memiliki kecenderungan 63% lebih kecil terkena kanker ovarium, dibandingkan perempuan yang menyusui kurang dari tujuh bulan.

(Baca juga : Jenis Ikan yang Disarankan untuk Ibu Menyusui)

Selain itu, ibu dengan tiga anak, yang menyusui selama lebih dari 31 bulan, hampir 91% lebih kecil kemungkinannya untuk menderita kanker ovarium dibandingkan perempuan yang menyusui selama kurang dari 10 bulan. Penting untuk dicatat bahwa perbandingan dalam penelitian ini adalah antara Ibu yang menyusui untuk jangka waktu tertentu, bukan antara perempuan yang menyusui dan tidak menyusui.

# 3: Ada Banyak Faktor Risiko

(Baca juga : Riset: Berhenti Menyusu Tidak Akan Membuat Anak Tak Cerdas)

Ada beberapa faktor risiko yang diketahui dapat meningkatkan risiko kanker ovarium, seperti usia, riwayat keluarga dan etnis. Ini adalah faktor risiko yang tidak dapat dikontrol oleh perempuan. Namun, lamanya menyusui tidak bisa sepenuhnya menghilangkan risiko kanker ovarium. Penelitian ini hanya menunjukkan salah satu faktor risiko yang dapat ditekan melalui kegiatan menyusui, dan karena menyusui adalah cara normal untuk memberi makan bayi, hal ini harus menjadi tolok ukur tujuan menyusui agar kesehatan anak lebih optimal di kemudian hari.