Nakita.id - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa induksi persalinan harus dilakukan hanya bila ada indikasi medis yang jelas dan manfaat yang diharapkan lebih besar daripada potensi kerugiannya. Berdasarkan rekomendasi ini, diyakini induksi secara medis menunjukkan tidak lebih dari 10%.
Namun di banyak negara yang berpenghasilan tinggi, induksi persalinan terjadi pada tingkat antara 25-50% dari semua kelahiran. Setengah dari induksi tersebut bersifat elektif dan bukan secara medis.
Apakah bayi benar-benar perlu diinduksi untuk memastikan ia dapat dilahirkan?
Kecenderungan induksi elektif ini menyebabkan kekhawatiran banyak ahli kesehatan, karena kita belajar lebih banyak tentang cara kerja dan bagaimana hal itu dapat mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan jangka panjang pada ibu dan bayi. Induksi adalah proses dimana persalinan dimulai secara artifisial, sebelum dimulai dengan sendirinya (secara spontan).
(Baca juga : Ini Kondisi Kehamilan yang Memerlukan Induksi Saat Melahirkan)
Cara paling umum untuk menginduksi persalinan adalah mengenalkan hormon sintetis ke dalam aliran darah seorang ibu. Hormon ini meniru tindakan oksitosin, hormon yang bertanggung jawab untuk kontraksi rahim. Ilmu pengetahuan baru mulai memahami bagaimana bayi dan tubuh ibu bekerja sama untuk memulai persalinan. Sementara, paru-paru bayi harus siap untuk hidup di luar rahim.
Tubuh seorang ibu harus memiliki jumlah hormon yang tepat. Ini adalah proses yang kompleks, yang telah terjadi selama ribuan tahun. Tidak ada yang bisa melihat atau menentukan kapan tepatnya saat persalinan dimulai, karena hal itu berkembang secara alami karena adanya setiap faktor yang memicunya.
Mengapa Persalinan Perlu Diinduksi?
Tujuan induksi persalinan adalah untuk merangsang kontraksi rahim sebelum persalinan dimulai secara bersamaan. Ketika persalinan diinduksi, akan ada peningkatan risiko, termasuk intervensi dan bagian lebih lanjut. Ada banyak alasan mengapa risiko begitu tinggi, termasuk:
(Baca juga : Ini Alasannya Mengapa Mama Perlu Menghindari Induksi Saat Melahirkan)
- Kemudahan - baik untuk penyedia layanan atau ibu
- Kurangnya dukungan dan kepercayaan akan kelahiran normal
- Kekhawatiran tentang potensi komplikasi, seperti macrosomia dan diabetes gestasional
- Ketergantungan yang besar pada teknologi untuk perkiraan tanggal jatuh tempo.
Banyak ahli percaya bahwa sekitar 50% induksi adalah pilihan daripada kebutuhan medis. Induksi medis yang diperlukan terjadi bila risiko melanjutkan kehamilan terlalu tinggi, baik untuk bayi atau ibu. Induksi pilihan memudahkan pengelolaan praktik kebidanan di rumah sakit. Dokter kandungan swasta umumnya mengetahui di awal tentang bagaimana induksi terjadwal yang lebih efisien.
Bisakah bayi lahir tanpa induksi?