Nakita.id - Jika Ibu adalah seorang penderita diabetes dan telah berpuasa selama bulan suci Ramadan, satu hal yang perlu diingat bahwa sedikit perubahan dalam glukosa darah dapat menyebabkan Ibu berada dalam masalah.
Oleh karena itu, untuk menjaga puasa lebih aman, lihatlah tanda-tanda yang menunjukkan adanya hipoglikemia atau hiperglikemia lalu berkonsultasilah dengan dokter segera, kata Dr Sanjay Kalra, Ahli Endokrinologi Konsultan, Rumah Sakit Bharti Karnal & Wakil Presiden, Federasi Endokrin Asia Selatan. Ini 5 tanda-tandanya:
(Baca juga : Ini Cara Cepat Hamil Bagi Penderita Diabetes)
- Sakit kepala: Ini bisa terjadi karena kadar glukosa darah meningkat di dalam tubuh dan karena lonjakan tiba-tiba bisa menimpa otak. Oleh karena itu, jangan mengabaikan sakit kepala karena sedang puasa. Bisa jadi hal tersebut mengindikasikan hiperglikemia dan mungkin memerlukan intervensi medis.
- Kelelahan yang meningkat: Meski kelelahan merupakan salah satu tanda umum hiperglikemia (kadar glukosa tinggi), puasa juga meningkatkan risiko yang sama. Namun kelelahan berlebih bisa menjadi penyebab kekhawatiran, maka sebaiknya berkonsultasilah dengan dokter.
- Meningkatnya rasa haus: Tanda peningkatan kadar glukosa darah, yakni haus yang meningkat bisa menjadi tanda peringatan. Ramadan tahun ini dimulai pada bulan Mei yang cuacanya panas dan berlangsung sampai bulan Juni.
(Baca juga : Kenali dan Atasi Diabetes Saat Hamil)
- Penglihatan kabur: Jika mengalami penglihatan kabur, maka sebaiknya berkonsultasilah dengan dokter dan dapatkan segera kadar glukosa darah yang Ibu butuhkan. Hal ini dikarenakan kenaikan kadar glukosa yang tiba-tiba, yang bisa menyebabkan penglihatan kabur dan harus segera ditangani.
- Pingsan dan kejang: Jarak antara 12 sampai 15 jam antara makan selama bulan Ramadan dapat menyebabkan turunnya kadar gula darah secara tiba-tiba (hipoglikemia) yang menyebabkan kejang atau pingsan. Ibu mungkin berisiko lebih tinggi jika menderita diabetes tipe 1 atau memiliki riwayat hipoglikemia kambuhan.