Ibu Kurang Tidur Bisa Membahayakan Janin?

By Soesanti Harini Hartono, Rabu, 7 Juni 2017 | 05:45 WIB
Ada kalanya kurang tidur bisa membahayakan janin, yaitu jika kurangnya tidur ibunya memengaruhi kemampuan koordinasi ibu. (Santi Hartono)

Nakita.id.– Jika ada yang mengatakan ibu yang kurang tidur bisa membahayakan janin, memang masih menjadi perdebatan. Sebagian pakar mengatakan,  bayi akan tetap tidur meski ibunya tengah terjaga jadi janin tak akan terpengaruh. Mengapa demikian? Sayangnya sampai saat ini belum ada satu orang pun yang bisa menjelaskan dengan pasti mengapa pola tidur si kecil tidak terpengaruh pola tidur ibunya.

Yang telah diketahui, si kecil dalam rahim tidak akan terganggu oleh suara-suara yang bisa membuat ibunya terbangun: terdapat lapisan kulit dan otot, cairan ketuban, serta bunyi detak jantung ibu yang melindungi bayi dari bunyi-bunyian di luar gerak rutin ibu. Meski begitu, tentu saja si kecil tidak sepenuhnya terisolasi dari apa-apa yang berada di sekitarnya. Suara yang sangat keras atau gerakan yang tiba-tiba dapat membuatnya terbangun, dan bisa jadi ibu merasakan reaksi si kecil lewat tendangan atau pukulannya.

Namun ada kalanya kurang tidur bisa membahayakan janin, yaitu jika kurangnya tidur ibu memengaruhi kemampuan koordinasinya. Misalnya, jika kelelahan membuat ibu tertidur saat menyetir atau tersandung dan terjatuh, janin bisa terkena dampaknya.

Selain itu, penelitian telah menunjukkan bahwa ibu yang tidur kurang dari enam jam di bulan terakhir kehamilannya lebih cenderung melahirkan lewat operasi sesar dan mengalami persalinan yang lebih lama ketimbang ibu yang tidur selama tujuh jam atau lebih.

Yang sebaiknya diingat, ibu perlu jam tidur ekstra karena dibutuhkan energi sangat besar untuk menumbuhkan bayi—dan membawanya ke mana-mana. Jantung bekerja empat atau lima kali lebih keras saat ibu hamil agar bisa memompa cukup banyak darah ke seluruh tubuh ibu dan juga si kecil. Itu sebabnya tingkat denyut jantung ibu saat beristirahat bisa melonjak di trimester ketiga. Ginjal ibu  juga bekerja lebih banyak untuk mengeluarkan zat-zat dan cairan yang tidak dibutuhkan tubuh. Penyebab ibu cepat merasa lelah lainnya adalah gelombang hormon progesteron yang menyertai kehamilan.

Sayangnya kelelehan yang menumpuk tidak otomatis membuat ibu bisa tidur nyenyak pada malam hari. Umumnya ibu hamil sulit mendapatkan istirahat malam yang berkualitas, yang akhirnya membuat ibu merasa sangat mengantuk keesokan harinya. Diperlukan trik dan strategi agar ibu hamil bisa tidur nyenyak. (*)