Bayi di Atas 6 Bulan Kehilangan Waktu Tidur Berkualitas Bila Tidur di Kamar Orangtua

By Saeful Imam, Selasa, 20 Juni 2017 | 05:30 WIB
Saat bayi tidur, cobalah untuk ikut tidur. (Dini Felicitas)

Nakita.id - Berbagi kamar tidur dengan bayi merupakan jaminan bahwa orangtua akan kehilangan banyak waktu tidur berkualitas karena seringnya bayi yang terbangun, rewel, dan menangis. Tetapi, sebuah penelitian telah menunjukkan bahwa hal ini tidak hanya terjadi pada orangtua saja, tetapi bayi pun juga kehilangan waktu tidur berkualitasnya.

Bayi yang tidur di kamar orangtuanya setelah usia enam bulan akan kehilangan 40 menit waktu tidur dalam semalam. Menurut periset, bayi juga akan tampak kehilangan kemampuannya untuk menenangkan diri dan berisiko mengamuk serta obesitas karena kehilangan waktu tidur yang nyenyak.

(Baca juga : Ini yang Bisa Ibu Lakukan Jika Bayi Tidak Nyaman Tidur Telentang)

Sebuah studi menemukan rata-rata bayi usia sembilan bulan tidur secara mandiri hampir sepuluh jam atau setengah waktu tidur di malam hari. Tapi bayi yang berbagi kamar dan tempat tidur dengan orangtuanya di malam hari hanya mendapat waktu tidur selama sembilan jam 47 menit.

Karena ini, bayi jadi lebih sering diberi makan, yang membuat bayi jadi terbiasa diberi perhatian, sebotol susu atau menyusui sebelum ia bisa tertidur kembali. Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Paediatrics, mengutip bukti bahwa bayi di bawah usia enam bulan harus tidur dengan orangtuanya untuk mencegah sindrom kematian bayi mendadak.

Penulis utama Dr Ian Paul, dari Penn State College of Medicine mengatakan tentang bayi yang berusia lebih tua, “Bayi mengalami periode terbangun singkat dalam semalam, dan saya menduga orangtua yang berada di ruangan yang sama lebih mungkin merespons bayi yang terbangun daripada membiarkan bayinya kembali tidur dengan sendirinya.

(Baca juga : Bayi Tidur Cepat Lelap dengan Enam Langkah Mudah)

Dari kebiasaan ini, bayi menjadi terbiasa dengan orangtua yang meresponsnya. Untuk menenangkan diri, bayi membutuhkan interaksi yang lebih kompleks dan berkepanjangan seperti diguncang-guncangkan pelan atau diberi makan untuk tidur.

Periset asal AS menemukan bahwa bayi yang berbagi kamar memiliki kemungkinan lebih rendah untuk tidur pada jam 8 malam. Bayi yang berusia sembilan bulan memiliki lebih sedikit waktu tidur di malam hari, tidur lebih pendek dan praktik tidur yang lebih tidak aman.

Pada usia empat bulan, bayi yang berbagi kamar memiliki kemungkinan lebih besar untuk memiliki benda yang berada di tempat tidurnya dan berpotensi tidak aman, seperti selimut atau bantal, yang terkait dengan sindrom kematian bayi mendadak karena benda-benda tersebut dapat menghalangi jalan napas bayi dan menyebabkan mati lemas.

Profesor Ian mengatakan, “Bagi anak-anak yang masih berbagi kamar pada usia sembilan bulan, efeknya bertahan saat mereka berusia dua setengah tahun, ketika mereka masih tidur rata-rata kurang dari 45 menit dalam semalam.

(Baca juga : 10 Mama Berbagi Kiat Agar Anak Cepat Tidur)