Alasan Batita Suka Menjambak Rambut

By Soesanti Harini Hartono, Jumat, 9 Juni 2017 | 08:00 WIB
Pada beberapa batita kebiasaan menarik rambut akan perlahan hilang, namun pada anak lain hal itu akan hilang namun kemudian muncul lagi. (Santi Hartono)

nakita.id. Alasan anak batita senang menjambak rambut sangat beragam, namun penjelasan yang paling banyak muncul adalah yang paling simpel, batita  sudah menemukan satu cara untuk mendapatkan reaksi dan ia ingin melakukannya lagi.  

“Hal itu tidak berbeda dengan memencet saklar agar lampu menyala atau memukul salah satu mainan agar mainan itu mengeluarkan bunyi,” ujar Mark W. Roberts, Dosen Jurusan Psikologi Klinis di Idaho State University. “Aku menjambak, Mama menjerit. Ini menyenangkan!”

Atau bisa jadi alasan anak batita senang menjambak rambut, ujar Mark lagi, “Untuk membuang hal-hal yang buruk (menurut pemikiran sederhana batita). Seseorang merangkak ke arahnya lalu mengambil mainannya. Si batita merentangkan tangan dan menjambak rambut orang itu, dan hal buruk pun berhenti.”

Alasan lain di balik perilaku anak yang satu ini adalah si kecil tengah mengembangkan keterampilan kognitif untuk menarik kesimpulan logis atas sesuatu, dan dia akan menarik rambut untuk mencoba mengontrol situasi tertentu.  

Misalnya, kakak perempuannya mengambil kue terakhir, lalu si batita  menarik rambutnya untuk membuatnya menjerit. “Ibu mungkin akan masuk ke dalam adegan dan membuat kakaknya membagi kue itu dengannya,” ujar Mark lagi. “Yang lebih penting adalah kemungkinan bahwa kakak perempuannya itu akan berpikir dua kali sebelum mengambil kue terakhir kali selanjutnya.”

 Alasan terakhir adalah, ketika batita menarik rambutnya sendiri, dia mungkin sedang merasa jengkel atau cemas. Tapi hal ini juga bisa mengindikasikan tipe gangguan kontrol impuls. Jika orangtua merasa khawatir batitanya senang menjambak rambutnya sendiri, bicarakan hal itu dengan dokter.

Baca jugaKebiasaan Menarik Rambut Pertanda Trikotilomania?

BAGAIMANA MENCEGAHNYA?

Menjambak rambut orang lain digunakan anak-anak yang masih batita untuk mengekspresikan diri dan mengontrol lingkungan sekitarnya. Untuk mencegah anak batita menjambak rambut, Ayah Ibu bisa mengikuti sejumlah langkah berikut;

- Menunjukkan kepadanya bahwa menjambak tidak akan membuat ia mendapatkan apa yang ia inginkan. Salah satu kunci dalam menekan agresi si kecil adalah memperlihatkan dengan meyakinkan bahwa yang ia lakukan tidak akan memberikan manfaat baginya.Jika orangtua mengabaikan jambakan rambutnya, perilaku ini akan “bekerja” (karena siapa pun yang rambutnya dijambak si kecil cenderung akan menuruti kemauannya), dan perilaku ini akan menjadi lebih buruk ketika ia belajar bahwa menjambak bisa memberikan keuntungan baginya. Jika ayah atau ibu a terlalu mempedulikan apa yang ia lakukan, orangtua hanya akan langsung terjebak di dalam permainannya. Akan lebih baik jika orangtua menunjukkan kepadanya bahwa menjambak rambut adalah usaha yang sia-sia. Misalnya, jika batita  menjambak rambut temannya untuk mendapatkan mainan, berikan mainan itu kepada temannya dan jelaskan kepada si kecil. “Kita tidak menarik rambut orang lain.” Ibu harus bertindak cepat agar teknik ini berhasil mumpung batita melihat contoh yang konkret. Dari hal-hal yang nyata, pelajaran tentang yang boleh dan yang tidak akan lebih tertanam.

- Sela perilaku tersebut. Ketika orangtua menangkap basah si batita tengah menarik-narik rambut orang lain, secara lembut urai rambut itu agar terlepas, kemudian genggam tangan si kecil dan katakan kepadanya, “Kita tidak menarik rambut. Menarik rambut menyakiti orang lain.” Segera lanjutkan dengan menjalankan apa yang disebut psikolog Mark W. Roberts sebagai “time out di atas kursi”. Duduklah dengan si batita tapi jangan ajak ia bicara atau berinteraksi dengannya selama beberapa saat, untuk batita semestinya berlangsung selama satu sampai dua menit.

- Bicarakan hal itu. Ketika time out berakhir, jelaskan kepada si batita soal keseluruhan situasi yang baru saja terjadi. Hal ini penting untuk dilakukan meski ia belum punya keterampilan verbal untuk mengikuti percakapan mendetail. Bertanyalah kepadanya, “Perilaku mana yang dianggap salah oleh Mama?” lalu lanjutkan dengan “Mengapa hal itu dianggap salah?” Jangan khawatir jika ia menjawab, “Karena saya jadi harus disetrap.”  “Dari sudut perkembangan, itu adalah jawaban yang normal,” ujar psikolog Mark W. Roberts. “Lanjutkan dengan mengatakan, ‘Ya, kamu memang akan disetrap kalau menjambak rambut, tapi ada hal lain yang harus diingat. Kita jangan menjambak rambut karena dengan begitu kamu akan menyakiti orang lain.” Tapi jangan harapkan keajaiban segera datang.  Batita harus diberitahu dan dicontohkan berulang-ulang sampai mereka menyadari bahwa menja mbak adalah perbuatan yang tidak disukai semua orang. Tetaplah konsisten dan cobalah untuk tidak menjadi frustrasi. Seiring meningkatnya kemampuan verbal, ajari ia untuk menyelesaikan masalah dengan membicarakan solusi lain: “Daripada menjambak rambut, kira-kira apa yang bisa Adek lakukan kalau Adek enggak suka disuruh-suruh kakakmu?” Bantu si batita mempraktikkan cara mengatakan tidak kepada kakaknya dan mengekspresikannya sendiri lewat kata-kata. 

- Jangan ikut menjambak. Jangan pernah menarik rambut anak untuk “memberi tahu” kepadanya seperti apa rasanya. Ia menarik rambut karena ia tengah mencoba mengubah sesuatu—untuk menghentikan kakaknya mengambil mainannya, misalnya. Jika orangtua menarik rambutnya untuk menghentikannya menarik rambut kakaknya, Ibu tengah mengajarinya bahwa menarik rambut adalah suatu cara untuk mengubah perilaku seseorang.   Contohkanlah perilaku yang ingin Ibu kembangkan pada diri si batita, cukup dengan menggunakan kata-kata untuk mengekspresikan kebutuhannya dan tidak menyakiti orang lain, meski ia tengah sangat frustrasi sekali pun.

Demikian empat langkah mudah untuk mencegah batita menjambak rambut. Kuncinya adalah konsisten dan bersabar. Selamat mencoba! (*)