Nakita.id - Menurut sebuah penelitian yang dipimpin oleh seorang peneliti asal India, gigi bayi dari anak-anak penderita autisme mengandung timah yang lebih beracun dan kurang nutrisi penting seperti zinc dan mangan, dibandingkan gigi dari anak-anak tanpa autisme.
Studi tersebut menunjukkan, anak-anak dengan autisme memiliki tingkat timah yang lebih tinggi selama perkembangan, dan tingkat mangan yang lebih rendah, baik sebelum dan sesudah kelahiran. Tingkat zinc yang lebih rendah telah diamati lebih awal sejak berada di dalam rahim, tapi kemudian akan meningkat setelah lahir.
Temuan yang dipublikasikan di jurnal Nature Communications menunjukkan ada perbedaan pada eksposur awal terhadap logam, atau yang lebih penting lagi bagaimana proses tubuh anak-anak dapat mempengaruhi risiko autisme.
(Baca juga : Fase Pertumbuhan Gigi Bayi)
Autisme adalah kondisi di mana kedua gen dan lingkungan berperan, namun untuk mengetahui eksposur lingkungan mana yang dapat meningkatkan risiko ternyata sulit dilakukan, kata penulis utama Manish Arora, ilmuwan lingkungan dan dokter gigi di Icahn School of Medicine di Gunung Sinai di New York.
Metode penggunaan gigi bayi untuk mengukur paparan logam masa lalu juga mengimplikasikan adanya gangguan lain, seperti attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).
"Ada rangsangan perkembangan tentang potensi gigi bayi sebagai catatan yang kaya akan eksposur awal kehidupan anak-anak terhadap faktor baik dan berbahaya di lingkungan," jelas David Balshaw, dari Institut Nasional Ilmu Kesehatan Lingkungan (NIEHS).
(Baca juga : Pertumbuhan Gigi Bayi yang Normal Terjadi)
"Kami pikir, autisme dimulai sejak dini, kemungkinan besar di kandungan, dan penelitian menunjukkan bahwa lingkungan kita dapat meningkatkan risiko anak terhadap autisme.”
Tetapi pada saat anak didiagnosis autisme pada usia tiga atau empat tahun, sulit untuk kembali dan mengetahui penyebabnya. Untuk penelitian ini, pola pengambilan logam membandingkan antara gigi dari 32 pasang dan 12 pasang individu.