BACA JUGA: Agar Anak Cerdas di Era Digital, Yuk Kenali Metode Belajar STEAM
Nah secara tidak sadar Moms sedang menekan Si Kecil untuk menjadi apa yang Moms inginkan, bukan yang Si Kecil butuhkan.
"Jangan dipaksa, tapi adakan pendekatan baik. Pengarahan secara ajar boleh tetapi melalui dialog, komunikasi," ungkap Kak Seto.
Dengarkan Si Kecil
Berkomunikasi atau berdialog dengan Si Kecil membuat Moms mengetahui bagaimana pemikiran Si Kecil terhadap suatu hal.
Misalnya saja saat Si Kecil bercerita kalau ia tidak suka belajar matematika, dengan berdialog Moms akan tahu mengapa ia tak suka matematika, dan cara belajar seperti apa yang mudah dimengerti Si Kecil.
BACA JUGA: Jangan Minum Air Putih Sebelum Tidur, Ini Dampaknya yang Tak Disadari
"Anak perlu didengar suaranya, hanya dengan demikian kecerdasan anak akan merekah dengan segala keelokannya sendiri," kata Kak Seto.
Nah Moms, saat pola asuh sederhana seperti di atas sudah Moms terapkan, saatnya untuk mengenali bakat Si Kecil. Bagaimana caranya?
"Menurut saya orangtua adalah psikolog terbaik di dunia, karena psikolog mengenal potensi atau bakat seseorang itu melalui observasi, wawancara dan tes," kata Ketua LPAI ini.
BACA JUGA: Aha! Inilah Caranya Mengatasi Anak Hiperaktif yang Kelakuanya Ajaib
Sebagai orangtua, Moms dapat mengamati dan mengobservasi Si Kecil apa yang menjadi kesukaan dan kelebihannya.
"Ketika orangtua sudah mengobservasi, tes itu sesuatu yang dirangkum dari pergaulan sehari-hari, kalau itu dilakukan secara efektif oleh para orangtua, maka kita akan bisa mengenali dan memahami potensi atau bakat anak," tutup Kak Seto.