Ini Alasannya Mengapa Batita Perlu Mengenal Rutinitas

By Soesanti Harini Hartono, Jumat, 16 Juni 2017 | 08:45 WIB
Rutinitas membantu anak untuk lebih kooperatif karena orangtua dan anak sudah mengetahui apa yang harus dilakukan setelah menyelesaikan suatu kegiatan, (Santi Hartono)

nakita.id. Batita mungkin belum paham konsep waktu.  Mereka tidak mengingat berapa jam/menit dalam melakukan suatu aktivitas, atau jam berapa melakukan aktivitas tertentu. Hal yang diingat oleh anak adalah urutan dari kegiatan yang dilakukan. Oleh karena itu, dalam membentuk rutinitas pada anak diperlukan konsistensi, terutama yang berkaitan urutan kegiatan. Jadwal yang telah ditetapkan perlu dilakukan secara berulang agar anak menjadi terbiasa dengan hal tersebut.

USIA BATITA WAKTU YANG TEPAT

Menurut  Sari Zakiah Akmal, M.Psi, Dosen Fakultas Psikologi Universitas YARSI, tak jarang orangtua merasa anaknya masih terlalu kecil untuk belajar mengenai rutinitas, sehingga mereka cenderung “mengabaikan” waktu makan dan tidur buah hatinya. Di antara mereka ada yang berpikir bahwa kalau lapar toh si anak akan rewel meminta makanan. Padahal, jika tidak diajarkan sejak dini, pembentukan rutinitas justru akan semakin sulit.  Akhirnya orangtua akan sering “ribut” dengan anak karena ia enggan disuruh makan dan mandi pada waktu yang diharapkan. Di usia batita sebenarnya adalah waktu yang tepat untuk mengajarkan rutinitas. “Sebab, di usia yang lebih besar membutuhkan usaha yang lebih besar karena membutuhkan waktu untuk mengubah kebiasaan pada anak, dari yang tidak terjadwal menjadi lebih terjadwal,” papar Sari.

Baca juga: Mengajarkan Anak Untuk Disiplin Dari Kegiatannya Sehari-Hari

Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan membuat kesepakatan atau menyusun rutinitas secara bersama. Dalam hal ini, anak diberikan kesempatan untuk mengungkapkan ide dan keinginannya terkait dengan jadwal yang akan dijalani. Orangtua dapat memberikan toleransi terhadap keinginan anak, selama hal tersebut tidak menyangkut hal yang krusial. Selain itu, orang itu orangtua dapat memberikan “jeda” saat peralihan kegiatan agar anak tidak merasa terlalu dipaksa untuk melakukan rutinitasnya.

Sari menyarankan untuk memulai rutinitas dengan mengawali hal-hal kecil yang dilakukan di dalam rumah, seperti makan bersama anggota keluarga, dimana seluruh anggota keluarga dapat berinteraksi dan membicarakan hal ringan. “Atau melakukan ritual khusus sebelum tidur, seperti sikat gigi, cuci kaki, membacakan cerita, dan lain-lain,” ujarnya.

Baca juga7 Tip Rutinitas Penting Untuk Batita Yang Ceria

MANFAAT RUTINITAS

Sari menerangkan berbagai manfaat rutinitas dalam kehidupan anak, salah satunya adalah membuat anak lebih kooperatif. “Rutinitas membantu anak untuk lebih kooperatif karena orangtua dan anak sudah mengetahui apa yang harus dilakukan setelah menyelesaikan suatu kegiatan,” ujarnya, “Orangtua tidak lagi menjadi “bad guy” karena tidak harus memaksa ataupun mengejar anak untuk melakukan sesuatu.”

Baca juga: Rutinitas Batita

Pengenalan rutinitas membantu orangtua membangun hubungan yang lebih baik dengan anak.Jika anak tidak terbiasa dengan rutinitas, biasanya orangtua akan menghabiskan sebagian waktu dan energinya untuk memaksa anak mengerjakan aktivitas tertentu, sehingga waktu untuk menjalin hubungan yang hangat akan semakin berkurang. Sementara itu, anak yang terbiasa dengan rutinitas memungkinkan orangtua untuk melakukan ritual yang menyenangkan, misalnya membacakan cerita sebelum tidur. Kesempatan tersebut dapat mempererat hubungan orangtua dan anak dan rutinitas dapat dilakukan dengan lebih menyenangkan.

Rutinintas juga menimbulkan rasa aman karena anak sebenarnya belum memiliki pemahaman mengenai konsep waktu, sehingga mereka mengenali waktunya berdasarkan kegiatan yang dijalani. Ketika kegiatan tersebut dilakukan dengan urutan yang sama setiap harinya, anak akan lebih memahami aktivitasnya sehari-hari sehingga mereka merasa aman.