Nakita.id - "Bed-sharing" atau praktik berbagi tempat tidur bayi dengan orang tua merupakan topik hangat. Pendukung bed-sharing percaya bahwa tempat tidur orang tua hanyalah tempat di mana bayi berada. Tapi yang lain khawatir bahwa berbagi tempat tidur tidak aman bagi si kecil.
Lalu muncul perdebatan, bayi boleh tidur bersama orang tua, atau bayi tidak boleh tidur bersama orang tua? “Jika bayi memiliki gangguan (misalnya ADHD atau autisme), jangan dianjurkan ia tidur bersama kedua orang tuanya, karena hal ini dapat mengakibatkan kualitas tidur Ayah dan Ibu akan terganggu,” kata psikolog Roslina Verauli dalam bincang-bincang acara #BlibliFriendshipMeetUp: First Years Mommies to-do-list!
(Baca juga : Bayi Boleh Tidur Sekamar dengan Orangtua, Asalkan Tahu Aturannya)
Anak yang bangun tidurnya setiap 1 jam sekali, boleh titipkan pada pengasuh bayi. Karena di tiga bulan pertama, bayi masih sangat terbuka untuk bisa tidur dengan siapa saja. Ini adalah kesempatan bagi orang tua, terutama Ibu untuk melakukan pemulihan pascamelahirkan.
Untuk kondisi bayi yang bisa tidur bersama kedua orang tuanya adalah ketika bayi berada dalam kondisi normal, di mana kualitas tidur Ayah dan Ibu juga tidak akan terganggu. Hal ini sangat dianjurkan karena berkaitan dengan pentingnya attachment, bayi juga bisa menyamakan irama tidur orang tua dan ini baik untuk para bayi.
“Nantinya, suhu tubuh bayi juga akan lebih baik, temperamen bayinya juga akan lebih baik,” tutur Vera.
(Baca juga : Cara Menciptakan Lingkungan Tidur yang Aman untuk Bayi)
Menurut situs Kidshealth, ada alasan mengapa beberapa orang tua memilih untuk berbagi tempat tidur dengan bayinya. Para pendukung dan beberapa penelitian mendukung keyakinan mereka bahwa berbagi tempat tidur:
- Mendorong ibu menyusui dengan membuat menyusui pada malam hari lebih nyaman
- Mempermudah ibu menyusui untuk mendapatkan siklus tidurnya selaras dengan bayinya
- Membantu bayi tertidur lebih mudah, terutama selama beberapa bulan pertama dan saat bayi bangun di tengah malam
- Membantu bayi mendapatkan lebih banyak tidur di malam hari (karena bayi terbangun lebih sering dengan waktu makan yang lebih singkat, yang bisa menambah jumlah tidur lebih nyenyak sepanjang malam)
- Membantu orang tua mendapatkan kembali kedekatan dengan bayi mereka setelah dipisahkan dari bayi mereka selama hari kerja
Cara Aman Berbagi Tempat Tidur dengan Bayi
(Baca juga : Jangan Malu Tidur Sekamar dengan Anak Karena Alasan Ini)
Jika Ibu memilih untuk berbagi tempat tidur dengan bayi, ikuti tindakan pencegahan ini:
- Jangan berbagi tempat tidur dengan bayi di bawah usia 4 bulan – gunakan boks bayi atau tempat tidur khusus di samping tempat tidur orang tua adalah pilihan yang lebih baik.
- Selalu menempatkan bayi tidur telentang untuk mengurangi risiko SIDS.
- Kenakan pada bayi pakaian minimal untuk menghindari kepanasan.
- Jangan meletakkan bayi untuk tidur sendiri di tempat tidur orang dewasa.
- Jangan meletakkan bayi di atas permukaan yang lembut untuk tidur, seperti kasur empuk, sofa, atau tempat tidur air.
- Pastikan kasur orang tua pas di bingkai tempat tidur sehingga bayi tidak akan terjebak antara bingkai dan kasur.
- Jangan menutupi kepala anak saat tidur.
- Jangan gunakan bantal, selimut, dan barang lembut atau mewah lainnya di atas tempat tidur.
- Jangan minum alkohol atau menggunakan obat-obatan yang bisa membuat orang tua tidak terbangun atau mungkin menyebabkan orangtua berguling ke atas, menindih bayi.
- Jangan letakkan tempat tidur orangtua di dekat tirai untuk menghindari bahaya tercekik.
- Jangan tertidur dengan bayi di dada.
- Jangan tidur di sofa atau kursi santai dengan bayi.
Sumber : Roslina Verauli