7 Tanda Awal Kehamilan

By Ida Rosdalina, Jumat, 7 Juli 2017 | 09:00 WIB
7 Tanda Awal Kehamilan (Ida Rosdalina)

Nakita.id - Tanda awal kehamilan bisa jadi tidak kentara, dan akan terlihat satu atau dua minggu sebelum menstruasi akan terjadi. Dari implantasi perdarahan, kram dan kelelahan, ada beberapa tanda awal kehamilan yang bisa timbul pada minggu-minggu yang mendahului menstruasi kita.

1. Implantasi Kram dan Pendarahan

Jika melakukan hubungan seks tanpa kondom selama masa subur atau sekitar seminggu masa ovulasi, selalu ada kemungkinan kita dapat hamil. Jika positif, kita akan merasakan kram menstruasi dan bahkan ada pendarahan ringan atau bercak selama satu atau dua minggu sebelum menstruasi.

Gejala ini dinamakan implantasi pendarahan dan kram. Tidak semua ibu hamil mengalaminya, tapi saat terjadi, maka ini merupakan tanda awal kehamilan.

Implantasi terjadi saat sel telur yang dibuahi menempel ke dinding rahim. Bila sel telur yang dibuahi ada di dalam rahim, kita mungkin melihat gejala implantasi seperti sedikit bercak darah dan kram.

(Baca juga : 10 Tanda Kehamilan)

2. Suhu tubuh basal tinggi

Salah satu tanda awal kehamilan selanjutnya adalah suhu tubuh basal tinggi (BBT). Banyak perempuan yang mencoba hamil mengikuti suhu tubuh basalnya untuk membantu menentukan kapan saat ia berovulasi. Sebelum ovulasi, BBT berada di antara 522 dan 525 derajat Celsius.

BBT akan turun begitu kita menstruasi. Namun, jika hamil, suhu tubuh basal akan tetap tinggi. Ingatlah bahwa suhu tubuh basal dapat mencapai puncak siklus menstruasi kita, tetapi jika Ibu memperhatikan bahwa suhu tubuh tetap tinggi, ini adalah pertanda bahwa kita sedang hamil.

3. Kelelahan

Kelelahan yang tidak dapat dijelaskan bisa menjadi salah satu tanda awal kehamilan. Jika Ibu terus-menerus merasa lelah tanpa alasan, ini bisa menjadi tanda bahwa ibu sedang hamil.

Ada peningkatan dramatis dalam hormon progesteron pada awal kehamilan, dan ini bisa membuat kita mengantuk dan sangat lelah setiap saat. Tahap ini, kita juga akan memiliki dua kali lipat jumlah darah selama kehamilan untuk membantu mendukung pertumbuhan bayi yang sedang berkembang, serta peningkatan produksi darah yang dapat merusak energi, terutama jika Ibu tidak mendapatkan cukup cairan, zat besi, atau vitamin B di dalam tubuh Anda.