Demam Selama Kehamilan Dapat Meningkatkan Risiko Gangguan Ini, Bu!

By Ida Rosdalina, Sabtu, 8 Juli 2017 | 07:45 WIB
Bahayakah Demam Saat Hamil? (Gisela Niken)

Nakita.id - Perempuan yang mengalami demam saat kehamilan lebih mungkin memiliki bayi dengan gangguan spektrum autisme (ASD), menurut penelitian baru.

Dalam sebuah kajian Columbia University, para peneliti menemukan para ibu yang mengalami sekali demam selama trimester kedua kehamilan mereka 40 kali lebih mungkin memiliki anak dengan ASD. Selain itu, mereka juga menemukan bahwa ibu yang mengalami tiga kali atau lebih demam setelah pekan ke-12 kehamilan 300 kali lebih mungkin memiliki anak dengan ASD, tapi tidak ada cukup kasus untuk menganggap angka-angka ini signifikan secara statistik.

Kajian ini dibangun atas dasar temuan-temuan dari riset sebelumnya yang menyimpulkan infeksi-infeksi selama kehamilan kemungkinan meningkatkan risiko autisme. Respons kekebalan ibu terhadap infeksi diyakini dapat mempengaruhi perkembangan sistem syaraf pusat janin. Sebuah kajian di masa lalu menemukan bahwa perempuan yang menderita herpes kelamin secara aktif di awal kehamilan juga lebih mungkin memiliki anak dengan autisme. 

(Baca juga : Bahayakah Demam Saat Hamil)

Dalam penelitian baru, yang diterbitkan jurnal Molecular Psychiatry, lebih dari 95.700 anak yang lahir antara 1999 dan 2009 di Norwegia menjadi peserta penelitian. Dari jumlah tersebut, sebanyak 583 anak didiagnosis dengan ASD. Sekitar 15.700 ibu dari anak-anak tersebut dilaporkan mengalami demam setidaknya sekali selama kehamilan mereka.

"Demam tampaknya menjadi kekuatan pendorong di sini," ucap penulis studi Mady Hornig kepada The Washington Post. Ketika seseorang mendapat infeksi, tubuh mereka sering menghasilkan demam untuk membantu melawannya, dan molekul yang dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh seorang ibu dapat mempengaruhi perkembangan otak bayi.

Demam adalah gejala dari banyak jenis infeksi, namun para peneliti tidak mengeksplorasi jenis spesifik yang dapat menyebabkan ASD. Namun, mereka saat ini sedang menguji sampel darah yang dikumpulkan selama pertengahan kehamilan dan saat kelahiran untuk mengidentifikasi infeksi tertentu yang dapat menyebabkan komplikasi.

(Baca juga : Demam Saat Hamil? Waspada Terkena Berbagai Gangguan Kehamilan Serius)

"Penelitian di masa depan harus berfokus pada identifikasi dan pencegahan infeksi prenatal dan respons inflamasi yang dapat menyebabkan gangguan spektrum autisme," kata peneliti senior W. Ian Lipkin dalam sebuah pernyataan.

Sekitar 1 dari 68 anak didiagnosis dengan ASD, menurut Centers for Disease Control and Prevention. Sementara, tingkat keparahan dapat bervariasi di antara anak-anak, seperti beberapa karakteristik umum yang mencakup masalah sosial yang terus berlanjut, perilaku berulang, minat terbatas, dan gejala yang biasanya dikenali pada dua tahun pertama kehidupan anak tersebut. Mendiagnosis ASD pada anak-anak melibatkan pengawasan perilaku dan perkembangan mereka. Sementara penyebab pastinya tidak diketahui, mereka yang memiliki saudara dengan ASD, orang tua yang usianya lebih tua pada saat kelahiran, dan kondisi genetik tertentu, berisiko lebih tinggi untuk memiliki anak autisme.

(Baca juga : Jangan Anggap Remeh Flu Saat Hamil! Ini Dampaknya Bagi Janin)