Nakita.id - Ajari anak-anak melakukan tugas rumah sejak dini, karena hal ini dinilai memiliki manfaat yang sesuai dengan usianya.
Sebuah studi selama 20 tahun yang dilakukan oleh Universitas Minnesota menemukan bahwa anak yang melakukan pekerjaan rumah di usia dini atau pada usia 3 tahun merupakan prediktor terbaik untuk tumbuh menjadi orang dewasa dengan pendidikan yang tinggi, karir yang jelas, dan hubungan pribadi yang sehat dengan keluarga serta teman-teman.
Studi Harvard Grant yang dimulai pada 1938 juga menyelidiki faktor-faktor yang memungkinkan anak tumbuh menjadi orang dewasa yang bahagia dan sukses. Sejauh ini, penelitian ini mengidentifikasi hubungan positif dan etika kerja yang baik sebagai kunci untuk menjadi orang dewasa yang stabil. Memiliki etos kerja yang baik dan berpikir dalam tim berkaitan dengan pelaksanaan tugas rumah saat kecil.
(Baca juga : Cara Menjadi Orang Tua yang Suportif Bagi Anak)
Tugas mengajarkan tanggung jawab
Bertanggung jawab berarti mengenali kebutuhan untuk melakukan hal-hal tertentu. Berikan anak tugas sehari-hari dan rutin menanamkan mentalitas “Ada tugas yang perlu dilakukan. Saya akan melakkannya karena itu penting meskipun tidak menyenangkan.”
Jenis pola pikir seperti ini membentuk etos kerja anak dan kompentensi. Anak-anak belajar bahwa mereka tidak harus menjadi yang terbaik dalam setiap hal atau menghargai setiap upaya; mereka hanya perlu menyelesaikan segalanya!
Menurut Julie Lythcott-Haims, penulis buku dari "How to Raise a Adult," orang tua helikopter dapat membahayakan perkembangan anak, karena melakukan pekerjaan rumah untuk anak-anaknya bisa mengubahnya menjadi orang dewasa yang bergantung pada orang lain. Dengan terlalu banyak menolong anak, terlalu protektif akan mencegah anak untuk membangun kesuksesan anak di masa depan.
(Baca juga : Mengapa Anak Tak Mau Mendengar Perintah Mama)
Tugas mengajarkan anak untuk berkontribusi
Anak-anak mengembangkan naluri untuk melihat lingkungan sekelilingnya dan mencari tahu apakah mereka bisa membantu orang lain. Ketika anak melakukan pekerjaan rumah tangga, anak-anak mulai melihat rumah sebagai satu sistem, di mana setiap orang memiliki peran untuk dimainkan dan apabila gagal melakukan bagiannya, maka dapat mempengaruhi area lain dari sistem.
Lythcott-Haims mengatakan bahwa pekerjaan rumah tangga bisa menanamkan mentalitas yang tepat, di mana anak-anak dapat berkata kepada diri mereka sendiri, "Saya harus melakukan pekerjaan hidup untuk menjadi bagian dari kehidupan."